Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini

Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini

Ђคll๏ … Melihat tumbuh kembang anak bikin hati senang ya. Setiap anak punya kemampuan dan keunikan masing-masing. Saat sejenak mengamati anak-anak, kok tiba-tiba kepikiran kenapa ya, anak sekarang beda dengan masa kita dulu. Benarkah pembentukan karakter anak sejak dini memang begitu diperlukan? Apa tidak cukup dengan pendidikan di sekolah?

Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini

   “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society. (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah mendidik sebuah ancaman dalam masyarakat.)” ~ Theodore Roosevelt

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang berdasarkan pada budi pekerti plus dengan melibatkan beberapa aspek, yaitu  pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling) juga tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa adanya ketiga aspek tersebut maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Pelaksanaannya pun dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan agar nantinya benar-benar menjadi sebuah bagian dalam kegiatan keseharian. 

Pembentukan karakter seseorang dimaknai sebagai pendidikan terhadap nilai, budi pekerti, moral dan keajegan sikap baik yang mampu melekat dalam jiwa. Dasar pembentukan karakter anak didapatkan dari keluarga, terutama dari kedua orang tua dan ditanamkan sejak dini.  Namun tidak sedikit orang tua yang lebih mementingkan kecerdasan otak dibandingkan pendidikan karakter. Penyebabnya bisa karena kesibukan dalam rutinitas, ingin menyerahkan sepenuhnya pada pihak sekolah atau bisa karena pemahaman yang kurang dimiliki. 

 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. An-Nahl : 125)

 Berdasarkan ayat tersebut Syekh Muhammad Tahir Ibnu ‘Asyur menjelaskan bahwa adanya kalimat perintah pada kalimat awal ayat tersebut mempunyai makna khusus. Menekankan addawaam atau kontinuitas dan konsistensi. Saat ayat ini turun, Rasulullah sudah menjalankan dakwah dan turunnya ayat ini menegaskan bahwa dakwah yang dilakukan bukan sekadar formalitas. Mengajak dan mengingatkan kebaikan tidak hanya dilakukan satu atau dua kali saja, tetapi terus menerus, secara berkelanjutan. 

Pendidikan karakter penting untuk anak

Pendidikan yang Berkelanjutan

Melakukan pengasuhan pada anak-anak tidak cukup mengajarkan dengan satu, dua kali pengajaran saja, tetapi berusaha terus diingatkan secara kontinyu dan terus menerus. Anak bukanlah robot yang mampu disetel kemudian akan menjalankan perintah sesuai keinginan kita. Mereka memiliki keinginan, hati dan mampu berpikir dengan akalnya. Jadi jelaskan.  

Pengajaran yang dilakukan secara kontinuitas akan membuat anak-anak terus ditempa dan diingatkan, kemudian mereka akan melakukannya secara bertahap, kemudian terus menerus sehingga terbentuklah kemandirian dalam dirinya. Merasa nyaman dengan apa yang telah dilakukannya dan kebiasaan ini membentuknya menjadi sebuah karakter.

Dari Abu Hurairah Ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga hal ini :  sedekah yang berlaku terus menerus, pengetahuan yang dimanfaatkan, dan anak saleh yang selalu mendoakan orang tuanya. (HR. Muslim)

Pembentukan karakter anak sejak dini ternyata benar-benar penting dilakukan. Bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang akidah baik dalam beribadah juga berperilaku sehingga nantinya anak bisa melatih diri sejak dini dan selanjutnya menjadi suatu kebiasaan. Siapa sih orang tua yang nggak ingin  anaknya jadi saleh/salehah.

Baca juga : 

Penutup

Pembentukan karakter anak sejak dini membantu tumbuh kembang anak selanjutnya. Anak menjadi terbiasa melakukan hal yang baik, dengan akhlak dan budi pekertinya. Menjalankan ibadah tanpa keterpaksaan dan menghormati orang tua. 

Namun untuk itu, orang tua perlu melakukan usaha yang gigih dengan menjadi pribadi yang saleh/salehah dahulu sehingga anak nantinya akan mengikuti. Tidak hanya sekadar menyuruh tanpa ada contoh yang jelas. Semoga kita dapat terus membersamai masa tumbuh kembang anak kita dengan pendidikan dan contoh yang baik. 

Salam,

Share the article :