Ђคll๏ Bunda … Apa yang Bunda rasakan saat anak melakukan kesalahan? Tentu akan kecewa, marah dan kesal. Namun, anak itu begitu polos dan apa yang dilakukannya belum tentu kesalahan dia sepenuhnya. Saat emosi menguasai diri apapun bisa terjadi.
Amarah bisa memberikan berbagai dampak dalam kehidupan. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan saat emosi datang. Apakah kita bisa menghindarinya atau melakukan suatu hal supaya emosi yang dirasakan tidak semakin membuat diri menderita. Selanjutnya berusaha menjaga emosi dengan cara yang nyaman menurut kita masing-masing.
Daftar Isi :
Emosi Menguasai Diri Bisa Merubah Segalanya
Boleh tidak sih, kita marah? Tentu saja boleh. Bukankah setiap diri memang memiliki emosi, seperti marah, kesal, sedih, kecewa. Ini adalah perasaan yang normal.
Saat emosi datang, jantung kita berdebar, lisan tidak terkontrol dan tangan pun bergerak bebas. Dampaknya jika kita mengikuti emosi bisa buat banyak perubahan pada kondisi di sekitar kita.
Ucapan yang terlontar akan menyayat hati, gerakan tangan membuat luka, dan kondisi diri jadi tidak terkendali. Huhu.
“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat. Orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya saat marah.” (HR. Bukhari)
Tips Kendalikan Emosi
Setiap diri punya cara tertentu untuk mengendalikan emosinya. Ada yang berdiam untuk menenangkan diri, berwudhu untuk menyegarkan kondisi atau merubah posisi agar emosi cepat terkendali.
Beberapa tips mengendalikan emosi, antara lain :
1. Tidak membiarkan pikiran buruk tertanam di jiwa
Saat emosi datang, kondisi tubuh turut berubah. Ada rasa khawatir, was-was dan berbagai pikiran buruk lainnya. Jika kita membiarkannya tetap tertanam dalam diri, maka energi kita akan terkuras.
2. Berusaha kendalikan reaksi yang berlebihan
Otak mempunyai peran paling dominan saat kita mengalami masalah. Berpikir dengan keras untuk mencerna apa yang terjadi, apa yang sebaiknya dilakukan dan tindakan apa yang patut dihindari.
Memang saat marah, gerakan yang kita lakukan jadi tidak terkendali. Emosi menguasai diri bagaikan api yang menyulut sekitarnya. Cepat dan tidak pandang bulu.
3. Diam sejenak dan tenangkan diri
Meredam api amarah bukanlah dengan menyulut kemarahan yang baru, tetapi berusaha untuk berdiam diri sejenak. Tenangkan kondisi diri. Tarik nafas dalam dan lakukan beberapa kali.
4. Lakukan aktivitas yang menyenangkan atau relaksasi
Menenangkan diri juga bisa dilakukan dengan menghirup udara segar atau melakukan relaksasi sesaat. Bertujuan agar mampu mengendalikan emosi yang sedang membara dalam diri.
5. Berusaha lapang dada atau legawa
Aksi tidak selalu diikuti dengan reaksi. Salah satunya saat emosi sedang membara dalam diri. Api kemarahan yang terus ditiupkan akan membuat baranya semakin besar. Sebaliknya jika berusaha diredam, baranya perlahan akan memudar.
Legawa, istilah halus dalam bahasa Jawa, yang merupakan sikap batin yang menerima keadaan dengan lapang dada. Kemarahan yang dialami adalah luapan perasaan yang ada dalam sanubari, kemudian di keluarkan dengan reaksi yang berlebih.
Memang tidak serta merta saat emosi dirasakan, kita langsung bisa menerimanya dengan legawa. Namun dengan meredam kemarahan dahulu, kemudian memahami dan berlapang dada.
“Apabila kalian marah dan dalam posisi berdiri, hendaklah dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendaknya dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Baca juga :
- Kamu Suka Marah, Yuk UbahAmarah Dengan Cara Menyenangkan
- Saat Lisan Banyak Terucap, Hati Terasa Kelu
- Seni Menata Hati Dalam Kehidupan
Penutup
Emosi menguasai diri akan membuat energi positif menghilang. Semua tercurahkan pada emosi yang dirasakan saja. Alhasil lisan terus berucap dan tidak terkontrol. Lebih dari itu ada yang melakukan hal lain, misalnya memukul, berteriak, merusak benda disekitarnya dan lain sebagainya.
Pengendalian diri akan mampu membuat kita tegak melangkah, tanpa terpengaruh oleh emosi yang membara. Yuk! kita tempatkan rasa marah dengan mengkondisikan situasi yang terjadi dan terus menata hati agar dapat kontrol yang sesuai.
Salam,
Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting
Share the article :
Pingback: Optimalkan Kelemahan Diri Untuk Terus Berkembang - UmmiSyifa.com
Pingback: Saat Tubuh Mengalami Burnout, Waspadalah! - UmmiSyifa.com
Pas banget baca ini keadaan hati lagi gak enak. Campur aduk banget. Semoga aku bisa melakukan tips yang udah di baca ini. Jazakallah ya
Ibu-ibu yang kelelahan nih rawan emosi hihi. Makasih tipsnya ya ummi syifa bermanfaat sekali nih, apalagi punya 3 krucil.
Wah ini masih PR banget, karena kadang masih gampang ngegas kalo udah sama anak-anak. Bahkan kalo lagi badmood bisa mendadak emosi kalo kesenggol dikit huhu. Penting banget ini manajemen emosi. Thx mba, nice sharing.
Bener banget sih, kalau ak yg paling drastis itu kalai marah ak wajib diem dulu. Kalai ga gt pasti jd melakukan hal2 aneh yg ujung2nya ngerugiin diri sendiri huft. Ngomongin emosi nih lumayan pelik :’)
Aku termasuk orang yang kalau udah emosi bisa bikin runyam sih. Meletup-letup dan susah logis huhu. Kayaknya emang kudu lebih sering belajar mengendalikan diri yak
Biasanya kalau emosi banget aku memilih tidur mbak, kalau di rumah sih. Namun kalau di kntor paling diem dulu
Setuju Umm. Semua yang ditulis aku setuju banget kalau makin dipelihara makin runyam jiwa raga. Meredam dan rileks sejenak adalah pilihan bijak. Makasih Ummi udah mengingat kan.
Wuih bagus nih tipsnya. Pala rasa dijedotin. Untubg diingatkan oleh tulisan ini
Duhh rasanya ketampar deh aku sama kalimat terakhirnya. Akhir2 ini gara2 emosi banyak rencana yang akhirnya berantakan. Mau minta maaf duluan gengsi,coba kalau aku bisa menempatkan emosi waktu itu :((
reaksi nah ini emang yang perlu kita praktik ya dan berlatih soale reaksi kita ini sebenarnya yang memicu emosi meluap-luap
tipsnya mantul mbak buat aku sendiri kadang masih butuh banyak diingatkan bab marah ini
Emosi itu padahal ada banyak jenis ya, tapi seringnya selalu dikonotasikan dengan amarah, hehe. Padahal gembira, bahagia, takjub juga emosi lo 🙂
Tapi memang yang berlebihan juga nggak baik sih.. gembira berlebihan juga bahaya, wkwk.