Ħăi … Apa sih yang paling berkesan dari sebuah persahabatan? Bisa saling curhat, berbagi dan memahami satu sama lain. Bahagianya jika kita jadi sahabat idaman yang dirindukan karena bisa diterima dimanapun keberadaan kita dan memberikan warna yang berarti buat sekitar kita.
Jadi Sahabat Idaman yang Dirindukan
Jadi ingat masa sekolah dulu. Mau apa saja selalu mengajak teman. Termasuk ke toilet, нëнë. Kalau lagi sedih, sahabat jadi tumpahan semuanya. Dia mau memahami bagaimana kondisi yang sedang kita rasakan. Begitupun sebaliknya. Bersama-sama berusaha saling melengkapi.
Nah, sedihnya kalau punya sahabat yang orang kurang enak, cuek, seenaknya saja, kurang peduli dengan teman, maunya menang sendiri atau berteman hanya saat senang saja. Tinggalin saja, deh.
Mempunyai sahabat yang meyenangkan akan membentuk jalinan persahabatan yang erat. Bahkan bisa terus kita jaga sampai waktu yang lama. Ada yang sampai kakek nenek, lho. Meskipun jarak memisahkan, tidaklah jadi kendala untuk tetap menjaga hubungan dengan baik. Apalagi zaman digital seperti sekarang. No problemo.
Dari banyak teman yang dikenal tidak semua bisa melekat dan dekat di hati. Satu persatu justru akan tereliminasi. Bisa karena perilaku yang kurang sesuai, tutur kata menyakitkan, keras hati dan penyebab lainnya.
Hanya teman yang benar-benar nyaman yang bisa terus bersama kita. Eit, ada juga yang tadinya dekat, tetapi karena jarak akhirnya terpisahkan.
Menjaga Hubungan Baik
Buat sahabat yang memang sudah klik dan cocok, tidak sedikit yang akhirnya kelihatan seperti saudara. Bagaimana mungkin? Karena berusaha untuk bisa terus menjaga tali silaturahmi. Ada juga lho, sahabat yang awalnya biasa saja terus lama kelamaan jadi musuhan. Duh, kenapa bisa begitu.
Awalnya persahabatan berjalan baik, saling curhat dan membantu satu sama lain. Namun karena alasan tertentu yang satu resign dan langsung mendapatkan tempat kerja yang baru.
Jarak tidak jadi kendala buat mereka karena bisa komunikasi melalui media sosial juga. Suatu hari si A, yang masih kerja ditempat lama datang ke tempat B untuk ngobrol. Ternyata kedatangan juga punya maksud lain, yaitu ingin pinjam uang untuk keperluan keluarga.
Perjanjian pun dilakukan. Namun saat waktu yang ditentukan tiba, si A tidak memberikan kabar apapun. Tidak bisa ditelepon, media sosial juga tidak direspon. Ya, sebuah kepercayaan jadi kandas karena sahabat tidak amanah. Hubungan yang sudah terjalin lama putus begitu saja.
Ulama berkata :
“Siapa yang halus tutur katanya maka ia akan banyak temannya.”
Jalin Hubungan Dengan Sesama
Jika kita ingin jadi teman yang baik maka bentuk diri kita menjadi jiwa yang baik dahulu. Menjaga tutur kata, menjadi orang yang amanah, tidak mencampuri urusan yang bukan semestinya kita tahu dan mau berbagi dalam kondisi apapun.
Sebagai makhluk sosial, diri kita tidak akan mampu berdiri tanpa keberadaan orang lain. Dalam bekerja saja dibutuhkan kolaborasi, atau partnership agar bisa menghasilkan hasil karya yang terbaik.
Apa yang kita tanam akan menghasilkan buah yang sama. Menanam jeruk menghasilkan jeruk. Begitupun dalam perbuatan keseharian kita. Menanam kebaikan akan memetik hasil kenaikan juga. Begitu pula sebaliknya.
Baca juga :
Penutup
Jadi sahabat idaman yang dirindukan, siapa sih yang tidak mau? Semua akan mengacungkan jari sebagai tanda ingin bisa memilikinya. Namun prosesnya tidaklah mudah.
Proses pemilihan berdasarkan ikatan hati akan berlangsung. Siapa yang mampu menjadi sahabat yang terbaik, dia yang terpilih. Kamukah orangnya? ?
Salam,
Share the article :