Ђคll๏ … Perkembangan dunia digital membuat banyak perubahan di semua lini kehidupan. Tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak pun merasakan hal yang sama, bahkan lebih besar pengaruhnya bagi mereka. Apakah ada aturan bermedia sosial untuk mereka? Apa saja dan bagaimana melakukannya?
Daftar Isi :
Aturan Bermedia Sosial
Dunia media sosial tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja. Saat ini setelah anak lahir pun sudah mempunyai akun. Padahal mereka belum tentu mengerti apa dan bagaimana penggunaannya, karena yang penting sudah mempunyai dulu.
Mayoritas platform media sosial memberikan aturan untuk pembuatan akun di usia 13 tahun, tetapi apakah semua orang mampu mengikuti aturan yang telah dibuat? Tidak. Usia bisa diubah sedemikian rupa sehingga akhirnya berhasil membuat akun yang diinginkan.
Sebenarnya boleh nggak sih, mereka bermedia sosial? Meskipun aturan kepemilikan akun sudah ditetapkan, tetapi bukan berarti anak usia 13 tahun bisa dengan bebas menikmati media sosial tanpa adanya kontrol orang tua. Tetap ada aturannya untuk menjaganya.
Pelanggaran bisa terjadi karena banyak faktor, misalnya tidak ingin dikucilkan teman, ingin mengikuti trend zaman, atau menunjukkan eksistensi diri. Ya, gawai yang ada dalam genggaman tangan mereka mempunyai banyak platform media sosial.
Perkembangan Zaman
Menyelisik perkembangan anak generasi Z (generasi yang lahir tahun 1995-2010), kemampuan mereka dengan media sosial begitu cepat. Daya serap mereka juga lebih baik, selain karena pengaruh pergaulan juga rasa ingin tahunya yang tinggi. Putri saya lahir di rentang tahun ini terlihat sekali kemampuannya. Saya selaku orang tua terkadang berpikir, kok mereka bisa tahu secepat itu, sih. Dapat informasinya dari mana, ya? Hiks.
Berlanjut ke generasi alpha (lahir di tahun 2010 ke atas) yang kemampuan pada dunia digital bisa jadi jauh lebih besar lagi dibandingkan generasi Z. Mereka anak-anak teknologi dan tidak salah kalau mereka juga ingin bisa mendapatkan eksistensi sejak usia dini.
Teknologi membuat mereka terus berani mengembangkan kemampuannya. Ada yang mengaktifkan media sosial untuk meningkatkan sekadar ingin tahu saja, membangun branding diri akan usaha yang mereka jalani, berjualan online, dan sebagainya.
Memang tidak semuanya memberikan dampak negatif. Ada banyak juga yang berusaha memanfaatkan sebaik mungkin platform media sosial mereka. Begitupun tidak sedikit yang mengalami pengaruh dari media sosial, seperti mengalami bullying, depresi, rendah diri, bahkan juga pelecehan.
Beberapa hal yang perlu mereka ketahui tentang media sosial, antara lain:
1.Cara menggunakannya
Jelaskan apa dan bagaimana fungsi dari platform tersebut dan apa saja yang sebaiknya mereka lakukan. Apa dampak negatifnya dan hal positif apa yang bisa didapatkan. Pemahaman ini membuat mereka memahami dengan baik saat sedang menjelajah dunia maya.
2. Mengawasi penggunaannya
Berselancar didunia maya tentu memberikan kenikmatan tertentu. Anak bisa mencari tahu banyak hal, dari kondisi A-Z. Pengawasan orang tua membuat mereka memfilter lebih banyak informasi yang didapatkan.
3. Memberikan batasan waktu
Menjauhkan gawai dan melarang anak bermedia sosial tentu bukan solusi di masa pertumbuhannya. Berikan batas waktu tertentu dalam sehari dan jelaskan apa penyebabnya hal tersebut dilakukan.
4. Menguatkan bonding antar anggota keluarga
Meningkatkan bonding antara semua anggota keluarga dengan sering melakukan aktivitas bersama akan membuat interaksi anak pada media sosial terbatas. Misalnya libatkan anak saat ibu memasak, membuat kue, membersihkan kamar, bercocok tanam, bermain bersama, dan kebersamaan lainnya.
5. Memberikan manfaat
Mengajak anak untuk melakukan hal yang positif saat bermedia sosial. Misalnya membuat quote penyemangat, share hal-hal yang sifatnya membangun dan membawa aura positif.
Peran Orang Tua
Saat melihat anak sudah beberapa lama asyik di media sosial, saya berusaha mengalihkannya perhatiannya dengan mengajak melakukan hal lain. Memintanya untuk mengajak bermain adik, membantu membersihkan rumah, memotong sayuran yang akan dimasak, dan aktivitas lainnya.
Memang asyik berselancar didunia maya, sehingga terkadang membuang banyak waktu. Untuk menghindari kecanduan digital memang perlu pengawasan ekstra. Memberikan pemahaman yang jelas apa itu media sosial, bagaimana menggunakannya, dan dampak apa saja yang bisa terjadi jika berlebihan penggunaannya.
Menerapkan aturan bermedia sosial yang jelas memang perlu dilakukan sejak dini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selaku orang tua pun sebaiknya juga melakukan hal sama dengan membatasi waktu online saat berada di rumah. Orang tua menjadi role model bagi anak.
Apa jadinya saat anak sudah begitu dekat dengan gaming dan menjelajah platform online? Mereka bisa membuat ruang yang jauh antara anak dengan orang tua. Anak lebih suka ditemani gawai canggihnya dibandingkan bermain dengan teman dan keluarga. Menyendiri dalam kesunyian hingga beberapa jam, melupakan apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya. Keinginannya hanya satu, terus bersama benda kesukaannya.
Sejatinya dunia anak dinikmati dengan bermain bersama teman seusianya. Mengeksplorasi apa yang ada disekitarnya untuk meningkatkan daya kreatifitas dan imajinasinya. Sedangkan terkungkung dalam kesendirian membuatnya kurang bergairah, terasa tidak ada yang mewarnai kehidupannya.
Baca juga :
- Santai-Bersama Sosial Media Dan Menjaring Kebaikan
- Nikmati Media Sosial Dengan Cermat
- Hobi Biasa Jadi Istimewa
Penutup
Aturan bermedia sosial difungsikan bertujuan untuk meminimalisir pengaruh kurang baik bagi anak. Sebaiknya kita memberikan aturan yang jelas kapan anak boleh bermedia sosial dan apa yang sebaiknya dilakukan.
Masa tumbuh anak selayaknya dapat dinikmati dengan penuh warna. Ingatkan bahwa kehidupan ini adalah nyata dan dunia maya tidak selalu kelihatan indah sesuai realita. Menikmatinya boleh saja, tetapi tetap menjaga aturan yang sesuai dan tidak berlebihan saat menggunakannya. Belajar bijak dalam penggunaan dan berusaha untuk memberikan manfaat dibandingkan terpancing dengan berita hoax yang mengganggu kehidupan.
Salam,
Share the article :
Iya kak setuju. Ada dampak baik dan buruk hp dan sosmed bagi anak. Saya sudah merasakan, padahal anak saya masih usia 2,5 tahun. Orangtua harus beneran kontrol nih, biar nggak semakin jauh, mending diberhentikan dulu main hpnya. Nanti kalau sudah usia nya lumayan, baru bisa hp an lagi dengan akun sendiri.
sepakat banget sama tips di atas mbak, aku pun memiliki adik kelas 4 SD. kemarin ini baru minta dibuatkan akun IG. sebelumnya udah punya akun tiktok sendiri, kudu banget selalu didampingi saat berselancar di medsos. untungnya saat dia dikasih pengertian jadwal buka2 aplikasi medsos dianya nurut dan paham 😀 takut juga kl sampai kecanduan kan, *kaya aku, hihi
Waaa anak saya 9 th kapan hari kok bikin tiktok pake akun saya, mana sudah berani upload video lagi. Langsung deh konferensi meja bundar.
Generasi sekarang emang luar biasaa, kita orang tuanya harus pandai mengimbangi
Sayangnya banyak orang tua yang justru larut dalam bermedia sosial sehingga tidak bisa memberi tauladan buat anak-anaknya, orang tua seperti ini banyak di.lingkungan saya mbak. Paling sering ketemu model begini adalah orang tua siswa saya.
Memang perlu pembatasan ya soal media sosial ini, agar nggak kebablasan dan lebih mudah dipantau apa yang dilihat dan dilakukan olehnya
Aku setuju banget dengan membatasi waktu, krn namanya anak-anak kalau enggak dibatasi bakal kebablasan apalagi sampai lupa makan, duh ampun deh. Semoga anak-anak Kita jadi anak yg cerdas dalam bermedia sosial, sbg ortu mengawasi sangat penting, sejauh mana mereka bermedia sosial.
Mulai umur berapa ya Mbak dibolehkan punya media sosial? Aku sepakat mending untuk membangun bonding dari pada saling curiga satu sama lain… ya, anak juga jangan ketinggalan teknologi… kalau bisa dimanfaatkan secara positif kan bagus juga
bener sekalibun.. anak sekarang tidak bisa kita jauhakan dari gadget, perlu adanya aturan seperti ini agar anak tetap dalam kontrol saat bermedia sosial.