Hello … Bagaimana caranya meningkatkan semangat belajar anak saat pandemi ini? Belajar dan belajar merupakan hal yang menyenangkan, tetapi juga membosankan. Menyenangkan karena bisa belajar bersama teman-teman dan suasana tempat belajar juga menyenangkan. Membosankan kalau ada pelajaran yang rumit atau ada PR yang banyak. hiks. Iya nggak sih.
Setiap anak tentu punya cara belajar yang berbeda. Disaat kondisi pandemi ini motivasi belajar memang dituntut untuk terus terjaga. Untuk meningkatkan semangat belajar sekiranya bisa dilakukan oleh orang tua juga guru, supaya anak benar-benar bisa menikmati prosesnya dengan baik. Lalu bagaimana cara memotivasi mereka?
Daftar Isi :
Tahun Ajaran Baru
Tahun ajaran baru selayaknya sudah mulai berlalu tgl 13 Juli 2020, tetapi mengingat kondisi yang saat ini terjadi maka proses belajar jadi sedikit berbeda dari biasanya. Lalu apakah kita semua sudah siap dengan sistem ini?
Mau tidak mau kita akan siap dengan sistem pembelajaran yang berlangsung, karena kondisi pandemi ini yang memaksa kita melakukannya. Semua untuk menjaga kesehatan bersama.
Memang sebelumnya selama beberapa bulan, sistem belajar dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), tetapi apakah semua sudah bisa menjalankannya dengan baik? Ya, setidaknya apa yang sudah kita lakukan sebelumnya bisa menjadi gambaran untuk pembelajaran tahap selanjutnya, kemudian di evaluasi apa yang perlu dibenahi dan apa yang tetap dipertahankan.
Sistem Belajar Virtual
Pihak sekolah terus mengikuti anjuran pemerintah dan DinKes untuk melakukan aktivitas belajar kembali, dan tahap awal yang dilakukan adalah melakukan pendidikan secara virtual.
Namun, tidak sedikit anak yang merasa kurang nyaman dengan kondisi pembelajaran virtual ini, sedangkan sebagian lagi menikmati cara belajar ini karena mereka bisa lebih banyak di rumah.
Memang yang lebih banyak senang di rumah adalah anak-anak prasekolah, sedangkan untuk anak sekolah baik tingkat SD ataupun SMU bahkan juga kuliah lebih menikmati pembelajaran secara langsung karena dengan tatap muka materi yang diberikan bisa lebih jelas dan mudah dipahami.
Tidak sedikit orang tua yang menyampaikan, “anak-anak lebih baik belajar di sekolah, karena guru lebih bisa membantu membentuk mereka dan jadi lebih nurut. Kalau sama orang tua banyak bantahan dan argumennya. Di tambah mereka juga lebih cepat bosan.”
Wajar sih orang tua menyampaikan hal ini, karena anak-anak dalam kesehariannya memang lebih banyak di sekolah dan berinteraksi dengan teman juga guru sehingga saat melakukan pembelajaran di rumah terasa sekali perbedaannya.
Maka moment saat pandemi ini mempunyai keistimewaan, yaitu berusaha menikmati bersama pembelajaran jarak jauh bersama orang tua dan guru. Sebagai orang tua kita jadi lebih bisa merasakan bagaimana mengajarkan anak-anak secara langsung, tidak hanya menyerahkan sepenuhnya pendidikan kepada guru, tetapi juga bisa tahu apa sebenarnya kekurangan yang dirasakan anak-anak selama berada di sekolah.
Meski tidak semua anak dapat menikmati masa belajar di rumah, tetapi dengan kondisi saat ini maka semua pihak, baik guru, juga orang tua memang perlu terus menjalin kerjasama agar hasil belajar yang diinginkan dapat benar-benar terwujud sesuai keinginan bersama.
dr. Reisa selaku Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional, menyampaikan tujuh tips sukses melakukan pembelajaran bersama secara daring (covid19.go.id), yaitu :
- Orang tua memahami bagaimana penggunakan gawai dengan sepenuhnya.
- Lakukan pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan dan happy.
- Buat kelompok kecil agar pembelajaran dapat lebih efektif.
- Adanya kolaborasi antara guru juga murid dalam mengerjakan tugas kelompok.
- Bila ada murid yang tertinggal dapat segera di bantu agar semuanya memiliki pemahaman yang sama.
- Menjaga kefokusan siswa agar semua pelajaran yang disampaikan benar-benar dapat dimengerti.
- Guru ataupun orang tua dapat melakukan sistem amati, tiru dan modifikasi bentuk pembelajaran yang lebih baik dari orang lain.
Persiapan Pembelajaran di Rumah
Masa untuk melakukan pembelajaran di rumah bisa jadi masih dalam waktu beberapa bulan ke depan. IDAI meminta perpanjangan waktu kesiapan bersekolah kembali sampai kondisi benar-benar aman yaitu sekitar Desember 2020. Namun, semua kebijakan ini disesuaikan dengan kondisi setiap daerah.
Tahun ajaran baru yang sejogyanya sudah mulai bersiap Senin (13/7) masih membutuhkan pertimbangan yang matang. Karenanya kebijakan untuk tetap melanjutkan pendidikan di rumah adalah pilihan yang lebih baik. Namun hal ini membutuhkan persiapan juga, agar hasil yang diharapkan bisa benar-benar sesuai harapan, antara lain :
- Menjaga kondisi mental anak
- Orang tua diharapkan terus telaten
- Sarana memadai, seperti aplikasi pendukung, alat tulis dan media belajar lainnya.
Kondisi anak selama melakukan pembelajaran di rumah perlu terus di jaga agar selalu dapat menikmati waktu belajar yang sudah ditentukan. Sebelumnya anak-anak memang sudah biasa melakukan pembelajaran di rumah maka kebiasaan ini tidak akan memberatkan lagi.
Baca : Yuk, lakukan ini untuk lawan Covid-19
Meningkatkan Semangat Belajar
“Barangsiapa tidak mau merasakan pahitnya belajar, ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.” -Imam Syafi’i rahimahullah
Saat melakukan pembelajaran di rumah seperti saat ini, semua pihak berusaha melakukan hal yang terbaik. Orang tua tidak hanya berusaha menyiapkan sarana untuk membantu proses belajar, tetapi juga mendampingi anak-anaknya.
Para guru juga menyiapkan dan memberikan pembelajaran yang nyaman juga mudah dipahami. Media pembelajaran yang mendukung dan sesuai tentu berpengaruh terhadap keberlangsungan proses belajar ini.
Ada beberapa tips untuk meningkatkan semangat belajar anak-anak di masa pandemi ini :
1.Tujuan Belajar
Orang tua dan guru bisa memberikan pemahaman pada anak-anak mengenai kondisi pandemi yang saat ini terjadi sehingga proses belajar virtual yang dilakukan dahulu untuk sementara waktu. Semua untuk menjaga kesehatan kita bersama. Nantinya setelah semua kondisi membaik, belajar dapat dilakukan seperti biasa kembali di sekolah.
2. Buat Ritme Belajar yang Jelas
Buat jadwal pembelajaran yang jelas misalnya di mulai jam 08.00, sehingga anak-anak bisa lebih mudah melakukan persiapan diri. Waktu belajar yang jelas juga akan membuat mereka merasa seperti di sekolah, sehingga memudahkan dalam proses adaptasi.
3. Tempat Belajar Menyenangkan
Meskipun pembelajaran dilakukan di rumah, suasana tempat belajar sebaiknya juga mendukung dan memberikan kenyamanan agar anak-anak tetap dapat berkonsentrasi dengan baik. Pilih tempat yang lebih tenang, sirkulasi udara baik dan pencahayaan cukup.
4. Kebutuhan Anak Terpenuhi
Orang tua dapat melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum proses belajar di mulai. Medianya mendukung seperti aplikasi, paket internet terpenuhi, buku dan alat tulis juga sudah siap. Makanan kecil juga minum juga perlu dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan anak.
Persiapkan juga kondisi anak layaknya dia akan pergi ke sekolah. Tubuhnya fresh karena sudah mandi, sarapan dan mengenakan pakaian yang nyaman. Kondisi tubuh yang segar tentunya mampu memberikan semangat baru untuknya.
5. Tidak Memaksakan dan Berikan Apresiasi
Ada kalanya anak-anak merasa bosan selama proses belajar dan ingin bisa segera bermain dengan mainan kesayangannya. Hal ini adalah wajar karena dunia anak-anak memang bermain. Sebagai orang tua tentu kita mempunyai trik tertentu saat kondisi anak seperti ini. Misalnya memberikan waktu sesaat untuk anak beristirahat.
Jika berbagai cara sudah dilakukan, tetapi tetap tidak berhasil juga, sebaiknya orang tua tidak memaksakan karena anak bisa jadi tidak nyaman dan tidak menikmati proses belajar. Bahkan bisa membuat anak menjadi trauma.
Berikan waktu sejenak untuk meredakan suasana dan kemudian melanjutkan proses belajar lagi sampai selesai. Menjalin komunikasi dengan guru agar dapat mengerti dan membantu jika ada pelajaran yang tertinggal.
Berikan apresiasi akan hasil yang telah dicapai anak meskipun terlihat mudah dilakukan, agar selanjutnya anak semakin percaya diri dan mau terus terpadu lebih baik lagi. Misalnya membuatkan makanan kesukaannya, memberikan waktu bermain tambahan, atau bisa juga berupa pelukan.
Meningkatkan semangat belajar dengan proses pembelajaran virtual memang membutuhkan kerjasama semua pihak. Setelah saya merasakan bagaimana proses belajar ini, rasanya woow banget ya. Kalau saat kondisi normal, kita sebagai orang tua tinggal memberikan kepercayaan sepenuhnya pada guru selama anak di sekolah, tetapi saat ini orang tua ikut berperan sepenuhnya dalam proses pembelajaran.
Jadi membayangkan bagaimana kondisi orang tua yang menangani anak yang lebih dari dua untuk proses virtual ini. Belum lagi paket internet perlu persiapan yang ekstra juga. Andaikan paket internetnya dengan harga diskon yang jauh-jauh lebih murah bisa jadi akan lebih meringankan berbagai pihak. hehe. Ini sebagai harapan sih. Bagaimana nih pengalaman orang tua yang lainnya dengan proses pembelajaran sekarang, sharing yuk.
Salam,
Share the article :
Lebih enak sih mengajari anak belajar dan meningkatkan semangat belajar adalah membuat pelajaran menjadi seru agar tidak cepat bosan si anak. Dan membuat sesuatu yang di anggap anak suka
Setuju, meskipun untuk itu kita perlu lebih meningkatkan kreatifitas, baik orang tua juga guru.
Bagaimanapun juga, ortu kerap keropatan dg sistem belajar daring ini. Tugas ibu jadi lebih banyak. Situasi makin pelik klo anaknya susah belajar bahkan tidak mau belajar sama sekali, klo pegang hp atau laptop bawaannya nge-game melulu
Iya Mbak, semua ibu jadi ekstra dengan pembelajaran daring ini. Hikmah buat ibu juga ada sih, jadi makin tambah pintar dan kesabarannya juga perlu terus ditingkatkan. Semoga semua Ibu berhasil melalui masa-masa ini ya Mbak.
Memang dilema ya, mbak. Sekolah seperti biasa akan memungkinkan anak trserang virus, belajar virtual juga akan menyebabkan kebosanan. Tinggal bagaimana orangtua memaksimalkan usaha dalam membuat anak nyaman di rumah sambil belajar virtual. Semoga keadaan ini bisa kembali normal seperti sedia kala
Aamiin.
Orang tua akan berusaha melakukan berbagai cara agar anak tidak ketinggalan belajarnya. Meskipun banyak pengorbanan yang dilakukan.
“Anak-anak lebih baik belajar di sekolah, karena guru lebih bisa membantu membentuk mereka dan jadi lebih nurut. Kalau sama orang tua banyak bantahan dan argumennya. Di tambah mereka juga lebih cepat bosan.” … ini memang tantangan banget. Kalau anak banyak ngeyelnya ke ibunya, Kalau satu anak masih bisa ditangani, yang punya 3-4 anak dan harus belajar daring mana harus mengurus rumah dan kerja juga pasti sangat riweuh.
Semoga semua orang menemukan adaptasi kebiasaan baru yang efektif bagi pembelajaran anak 🙂
Aamiin.
Memang awal pembelajaran daring ini terasa berat, terutama buat orang tua khususnya Ibu. Salam semangat buat semua Ibu.
Ketelatenan ortu memang jadi salah satu hal penting pembelajaran di era ini. Waduuh, kalau ini lolos, yang ada anak ngambek. Tugas pun terbengkalai.
Betul orang tua dituntut untuk lebih dan leih telaten. Semoga pembelajaran selanjutnya bisa lebih baik lagi.
kudu banget memang saat pandemi ini mendukung anak dan menemani sekaligus mengajari anak. ini beneran tantangan orang tua dan kudu ngebuat anak tetap fokus dan menikmati belajar
Pembelajaran jarak jauh jadi tantangan dan PR untuk semua pihak, guru, orang tua juga pemerintah. Karenanya perlu ada evaluasi juga dari sistem pembelajaran ini.
Aku yang sebagai guru mau ikut komentar nih 😀 sering sekali dapat keluhan dari ortu (krna aku ngajar kelas 1 SD) katanya ngga mudah ngajarin dari rumah. Ya aku sebagai guru sih membantu juga nyari solusinya kaya gimana. Ibarat nya tugas guru di masa pandemi bukan cuma mengajari murid nya, ortu nya juga
Wah jadi double ya Mbak. Semoga semua guru semakin punya cara untuk menyiasati sistem pembelajaran jarak jauh ini agar bisa dinikmati semua anak.
Juga mau membantu yang kesulitan dengan sistem ini. Salam semangat Mbak.
Memang betul ya, saat pandemi gini peran orang tua itu penting dalam mendidik anak dirumah,
Iya Kak. Karena anak-anak perlu mendapatkan pemahaman yang baik dari orang tua, sehingga belajar yang dilakukan bisa dinikmati dengan baik dan sepenuh hati.
Belajar dari rumah ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Orang tua harus lebih tekun dan kreatif dalam mendampingi kegiatan anak belajar. Hal ini yang saya alami sendiri, awal-awal belajar dari rumah anak cukup sulit untuk di disiplinkan. Mereka merasa kalau di rumah itu libur, kemudian perlahan-lahan saya beri pengertian bahwa meskipun di rumah kita tetap belajar. Akhirnya sekarang mereka sudah terbiasa dengan kegiatan belajar dari rumah. Jadi sekarang saya sudah tidak perlu repot-repot lagi mengingatkan jadwal belajar. Oya mbak, makasih atas sharingnya…
Terima kasih juga untuk sharingnya Mbak.
Setiap orang tua tentu ingin anak-anaknya bisa lebih berkembang dan maju untuk masa depannya. Karenanya anak perlu diberikan pengertian agar bisa memahami sikon yang saat ini sedang terjadi. Kemudian mau belajar tanpa ada pemaksaan.
Daku melihat kakakku yang menemani Ponakan PJJ jadinya orangtua memang harus punya ekstra kesabaran ya, agar anak-anak tetap bisa fokus belajarnya
Betul. Orang tua memang perlu ekstra sabar dengan kondisi pembelajaran saat ini, supaya anak tetap bisa menikmati proses belajarnya dengan baik dan nyaman.
Kalau aku, memaksa Aria (9 tahun) untuk mengerjakan tugasnya ya dengan sistem carrot and stick. Kalau nggak ngerjain tugas, ya ngga ada jam main HP atau laptop.
Bisa jadi awal yang terasa dipaksakan selanjutnya bisa dinikmati juga ya sama anak-anak.
Setiap orang tua akan berusaha untuk melakukan kiat tertentu agar anak mau dan mau terus belajar.
Yang jadi masalah itu kayaknya fasilitas belajar daring ya. Banyak yg belum punya fasilitas memadai seperti gawai atau jumlah gawai yg hanya 1 tapi dipakai oleh orang tua dan beberapa anak dalam satu keluarga. Belum lagi kuota internet, banyak yang gak sanggup beli juga. Banyak jd jd pada stress. Serba salah memang. Semoga segera ada solusi terbaik.
Ini yang makin hari semakin dirasakan. Berat tidak hanya untuk orang tua saja, tetapi juga anak-anak.
Perlu ada kebijakan yang jelas dan membantu terkait kondisi pembelajaran saat ini.
Sayangnya, banyak orangtua yang kurang paham menggunakan gawai, dan juga nggak semua orang itu mengerti sistem pembelajaran. Adanya sekolah ya untuk mengatasi hal itu, orang tua percayakan pendidikan anaknya pada sekolah.
Di situasi seperti ini, sebaiknya pihak yang punya kebijakan bisa melihat kondisi dari berbagai sudut, bukan hanya meminta pelaksanaan jarak jauh. Terutama Mendikbud, seharusnya bisa membuat berbagai alternatif kurikulum.
Setuju. Meskipun kebijakan pembelajaran jarak jauh ini kebijakan Mendikbud, tetapi hendaknya bisa terus di evaluasi.
Nyatanya keadaan di lapangan saat ini makin terasa berat, baik untuk orang tua juga anak-anak.
Makasih kak tipsnya, memang tidak mudah untuk beradaptasi jadi belajar di rumah kaya sekarang, orang tua bingung harus bgm, tipsnya helpful kak
Terima kasih juga Kak.
Belajar itu sebenarnya menyenangkan, tetapi dengan kondisi saat ini memang perlu ada siasat yang jitu supaya anak terus tambah semangat dan semangat.
tambahannya kak, mungkin biar semangat dan tidak longgar belajarnya bisa mengajak teman kanan kiri rumah untuk belajar bersama. Kalau ada temen biasanya persaingan memicu semangat belajar.
Wah bisa juga nih Kak, cari teman yang sama tingkat pendidikannya ya.
Jadi belajarnya tambah seru dan semangat deh.
Masa pandemi kayak sekarang memang kudu nambah kesabaran. Harus bersabar dengan ga kenormalan hehehe
Banyak hal yang mengalami perbuahan sejak pandemi ini. Semoga kita semua terjaga kesehatannya dan ditambahkan kesabaran dalam menghadapi kondisi saat ini.
Bagaimana pendapat kakak tentang pembelajaran daring dimana ortunya tidak memiliki sarana hp agar anaknya bisa belajar online. Langkah apa yang perlu dilakukan untuk kendala ortu tersebut? Dan bagaimana cara meyakinkan anak supaya mau belajar di rumah dan mengganggap belajar di rumah itu sama seperti sekolah, bukan liburan. Makasih
Pertanyaan no 1 sulit ya dijawab. Ini kebijakan dari berbagai pihak untuk kondisi pandemi saat ini. Kebayang sih bagaimana dengan kondisi yang menjangkau untuk belajar daring. Untuk hal ini kerjasama dengan pihak sekolah terutama guru agar bisa membantu dan memberikan kebijakan lain. Jadi tidak memberatkan dan anak juga tetap bisa belajar seperti yang lainnya.
Pertanyaan ke-dua kuncinya ada di orang tua bagaimana memberikan pengertian pada anak dan membuatnya mau terus belajar. Diantaranya seperti yang saya uraikan diatas.
Kalau buat anak usia remaja udah nggak masalah ya hanya perlu pendampngan namun jika anak usia dini atau sekolah benar2 butuh pendampingan yg tepat dan pahami kebutuhan dan kenyamanan dr anak agar belajar maksimal
Setuju. Meskipun sudah remaja etap butuh pengawasan agar hasil belajar yang dilakukan tetap bisa maksimal.
Pingback: Peran Ibu Bantu Mencegah Penyebaran Covid-19 - UmmiSyifa.com
Pingback: Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini - UmmiSyifa.com