Kisah inspirasi di bulan Ramadhan bisa jadi penyemangat kita untuk menjadi lebih baik. Memetik banyak kisah inspirasi yang terjadi di sekitar kita atau berdasarkan kisah kehidupan di masa lalu baik melalui sirah Nabi, kisah para sahabat dan sebagainya.
Setiap kisah yang diterangkan tersebut ada hikmah indah yang bisa kita tuai. Terselip rasa di dalamnya yang mampu menggugah jiwa dan membuat kita tergerak untuk bisa mendapatkan hasil yang sama atau lebih baik lagi.
Daftar Isi :
Kisah Inspirasi di Bulan Ramadhan Tentang Keutamaan Berpuasa
Mengutip kisah yang dialami oleh Sufyan al-Tsauri yang merupakan seorang sufi. Sufyan mendapatkan pengalaman tentang keutamaan dari puasa Ramadhan dan Syawal. Saat suatu siang, ada seorang pemuda dari penduduk Mekkah datang ke Masjidil Haram.
Pemuda tersebut mengerjakan thawaf dan shalat dua raka’at. Hingga bertemu dengan Sufyan. Sejak pertemuan itu, Sufyan merasakan bahwa pemuda itu orang baik dan ia merasa bersahabat dengan pemuda itu.
Padahal saat bertemu hanya mengucapkan salam. Sufyan pun bingung dengan apa yang dirasakannya. Hingga suatu ketika ia mendengar kabar kalau pemuda tersebut jatuh sakit dan ingin bertemu dengan Sufyan. Saat bertemu pemuda tersebut menyampaikan tujuannya, “Sufyan, jika nanti aku telah tiada, aku meminta pertolonganmu agar sudi kiranya engkau memandikan dan menguburkan aku.
“Selain itu aku juga memintamu agar menalqinkan aku dengan kalimat tauhid supaya nantinya aku bisa menjawab pertanyaan yang disampaikan malaikat Munkar dan Nakir. Jangan tinggalkan kuburanku juga di malam pertamanya,” tambah pemuda tersebut.
Tanpa panjang kata, Sufyan pun menyanggupinya. Hingga suatu hari, pemuda tersebut meninggal dunia. Sesuai janji yang waktu lalu diniatkan, Sufyan pun melakukan semua permintaan pemuda itu.
Suatu hari, saat kondisi Sufyan antara tidur dan terjaga, ia mendengar sebuah suara dari arah atas yang memanggilnya dan berucap, “Sufyan, engkau tidak perlu mengerjakan semua itu. Engkau tidak perlu menjaga, menalqinkan dan menghiburnya. Karena Aku sendirilah yang melakukannya,” terangkan suara tersebut tanpa ada rupa.
“Karena amal perbuatan apakah sehingga pemuda itu bisa mendapatkan keistimewaan tersebut?,” tanya Sufyan.
“Ia mendapatkan berkah puasa Ramadhan dan puasa 6 hari di bulan Syawal yang dikerjakannya,” jawab suara itu.
Saat terbangun dari tidurnya, Sufyan merasa ada yang aneh karena tak terlihat seorang pun di sekitarnya. Kemudian ia mengambil air wudu dan mengerjakan salat lalu tidur kembali. Anehnya, ia mengalami dan mendengar kembali apa yang dialami sebelumnya sebanyak tiga kali.
Akhirnya Sufyan pun meyakini bahwa suara tersebut bukan dari setan, tetapi dari Allah SWT. Lantas Sufyan meninggalkan kuburan pemudah itu dan berdoa,
“Allahumma waffiqni li siyami dzalika bi mannika wa fadhlika. Aamiin.” (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, anugerahkan kepadaku kemampuan untuk mengerjakan puasa-puasa itu dengan anugerah dan kemuliaan-Mu. Aamiin)
Berpuasa di Masa Pandemi
Setelah membaca kisah Sufyan dengan seksama, hati ini pun berharap bisa mendapatkan anugerah seperti pemuda itu. Namun, hasil yang didapat tentunya perlu didukung dengan usaha dan mampu menjalaninya dengan sepenuh hati.
Sesuai janji Allah SWT. puasa akan memberikan banyak manfaat untuk hamba-Nya. Puasa Ramadhan merupakan salah satu puasa yang bisa kita jalani dan merupakan kewajiban bagi kaum Muslim. Nantinya setelah puasa Ramadhan, kita bisa mencoba untuk melanjutkan dengan puasa sunnah lain. Puasa Senin Kamis, tanggal 13, 14 dan 15 dan puasa lainnya.
Jalani ibadah puasa sesuai dengan kemampuan hingga nantinya kita benar-benar bisa menikmati ibadah ini dengan penuh kebahagiaan. Bukan keterpaksaan atau karena mengharapkan balasan pahala dari Allah SWT.
Kita pun punya kisah inspirasi di masa pandemi ini. Memang kisah inspirasinya berbeda, tetapi memori tentang kenangan masa pandemi ini akan terus bisa dirasakan sepanjang hayat. Bahkan menjadi kenangan tersendiri yang terpatri dalam jiwa.
Pandemi yang sudah berlangsung sejak tahun 2020 membuat banyak perubahan dalam tatanan kehidupan kita, antara lain :
1. Kekuasaan Terbesar adalah Milik Allah SWT
Allah Ta’ala mempunyai kuasa atas apapun yang menjadi milik-Nya. Semua makhluk ciptaan-Nya diharapkan dapat menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan-Nya. Namun faktanya untuk melakukan hal tersebut penuh dengan berbagai godaan.
Allah Ta’ala tak pernah membedakan hamba-hamba-Nya. Semua mendapatkan nikmat yang sama meskipun dengan bentuk yang berbeda-beda.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” ~ QS. Al Hujurat: 13
2. Mensyukuri Nikmat Allah Ta’ala
Kehidupan yang kita jalani tak pernah lepas dari nikmat yang Allah Ta’ala berikan. Menikmati panorama alam dengan kondisi tubuh yang sehat, rezeki yang cukup dan mampu berbagi dengan sesama merupakan satu hal yang membahagiakan.
Rasa syukur kita akan membuat nikmat yang Allah SWT. berikan semakin dirasakan dan akan berusaha untuk terus menjaganya sebaik mungkin. Tidak membandingkan dengan kemampuan dan kondisi orang lain karena setiap orang sudah mendapatkan takarannya masing-masing.
3. Berbagi dengan Sesama
Pandemi yang masih kita rasakan hingga saat ini sudah memberikan dampak dalam berbagai lini kehidupan. Teringat saat trafik virus Covid-19 tahun lalu melonjak tinggi, dimana sekeliling kita terasa sunyi, suara ambulance terdengar silih berganti dan pemberitahuan berita duka yang terus menerus terdengar.
Kita tidak hidup sendiri. Ada orang-orang di sekitar kita yang hidup berdampingan. Mungkinkah kita akan menutup mata begitu saja. Sedangkan kita tahu kalau kehidupan ini bersifat sosial. Indahnya jika mampu saling berbagi, menyayangi dan mempunyai kepedulian satu sama lain.
4. Kematian Datang Tak Terduga
Umur seseorang hanya Allah Ta’ala yang tahu. Meskipun pada hakikatnya kita semua memahami bahwa kematian dapat datang kapanpun, tetapi kita belum punya persiapan untuk menghadapinya.
5. Menjaga Kesehatan
Saat kondisi di sekitar kita banyak yang mengalami sakit, tentu kita akan timbul rasa khawatir dalam diri. Mampukah kita menjaga diri ini sebaik mungkin? Berdoa agar bisa melewati keadaan ini dengan baik dan kesehatan pun tetap terjaga dengan baik.
Sehat itu karunia yang tak ternilai harganya. Saat sakit datang, kita berharap bisa segera sembuh dan berniat dalam diri untuk menjaga pola hidup lebih baik. Ya, tidak ada seorang pun yang ingin jatuh sakit.
6. Peduli dengan Kondisi Lingkungan
Keadaan di sekitar kita memberikan andil besar dalam kesehatan kita. Sampah yang berserakan, aroma lingkungan yang kurang nyaman bisa membuat kuman mudah berkembang biak. Selanjutnya bibit penyakit tumbuh dan menyebar kemana-mana. Duh, jauh-jauh deh dari kondisi tidak sehat ini. Kita bisa ikut berperan untuk meminimalisir hal tersebut. Kepedulian kita pada lingkungan akan memberikan dampak berarti untuk semua.
7. Terus Mengembangkan Kemampuan Diri
Setiap diri punya kelebihan untuk dapat terus dikembangkan lebih baik. Berani mencoba, tidak takut jatuh, terus cari tahu, kembangkan ilmu dan evaluasi hasil. Ya, untuk maju memang butuh perjuangan.
Awal sebagai blogger, kemampuan saya sangatlah terbatas. Namun, masa pandemi tidak boleh membuat kita berkecil hati dan pasrah begitu saja. Para ahli dibidangnya banyak berbagi ilmu, baik melalui webinar, mengadakan zoom dan sebagainya.
Sayang rasanya dilewatkan begitu saja, apalagi semuanya free alias gratis tis. So, tingkatkan kemampuan diri dengan terus belajar karena menuntut ilmu tidak ada batas usianya.
Penutup
Kisah inspirasi di bulan Ramadhan cukup banyak. Salah satunya kisah Sufyan di atas yang bisa membuat kita semangat menjalani ibadah Ramadhan ini. Bukan hanya ingin menggugurkan kewajiban saja, tetapi juga berharap dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Meskipun kita masih dalam masa pandemi, bukan berarti kita diam begitu saja. Namun, tetap meningkatkan diri untuk bergerak lebih baik dan maju.
Salam semangat
#BPNRamadan #Hari-2
Share the article :
Pingback: Arti Ngabuburit Dalam Bahasa Sunda & Tempat Asik Ngabuburit