Ħăiii … Nggak terasa menapaki hari di tahun ini tinggal beberapa hari lagi ya. Terus apa saja sih yang paling dirasakan selama menjalani waktu hampir 365 hari. Pastinya ada kesenangan, bahagia, sedih, menangis dan rasa lainnya. Menilik sejenak ke belakang dengan melakukan kilas balik tak terlupakan ah. Berharap nantinya bisa dijadikan evaluasi untuk hari mendatang, tentu untuk menjadi lebih baik. Aα๓ïïท αα๓ïïท γαα яαввαℓ’αℓα๓ïïท…
Daftar Isi :
Kilas Balik Tak Terlupakan
Tahun 2020 tentu jadi tahun yang spesial buat semua orang. Ada moment yang tak terlupakan. Kondisi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dan ini dirasakan oleh semua orang. Apalagi kalau bukan pandemi. Namun, dibalik kesedihan yang dialami ada hikmah yang kita dapatkan.
Pandemi Mengubah Tatanan Kehidupan
Bermula di akhir tahun 2019. Virus Corona mulai disebut dalam berbagai media hingga tanpa diduga di awal bulan Februari, ada pasien yang positif terserang virus ini di negeri tercinta. Langkah demi langkah pun dilakukan untuk proses preventif. Didukung dengan penelitian dan penanganan yang tepat agar virus ini bisa segera teratasi.
Namun ternyata bukan hal yang mudah untuk penanganan virus satu ini. Berdasarkan pengalaman sebelumnya setiap satu abad terjadi sebuah wabah dan tahun ini dinyatakan sebagai pandemi Covid-19. Tak hanya masyarakat yang terkena virus ini, bahkan tenaga medis pun ikut berkorban dan jumlahnya yang tidak sedikit.
Pesan Ibu 3M tidak bisa dianggap sepele. Semua pihak diharapkan bisa terus menjaga diri dan keluarga dengan memutus rantai penyebaran virus ini. Memang tidak mudah, tetapi dengan kesadaran dan kepedulian bersama, hal yang sulit akan menjadi mudah.
Baca juga : Peran Ibu Bantu Mencegah Penyebaran Covid-19
Menjadi Pengajar Penuh Handal
Bulan Maret mulai menjadi pengajar untuk anak. Buat ibu sebenarnya bukan hal yang baru, tetapi kondisi pandemi ini beda dari keadaan sebelumnya. Biasanya guru menjadi pengajar utama bagi anak-anak dan orang tua membantu sekiranya anak mengalami kesulitan juga membantu saat proses ujian.
Nah, sejak diberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) orang tua tidak bisa lagi bersikap seperti itu. Sekarang orang tua jadi kunci utama dalam proses belajar anak. Guru tetap menjelaskan materi pembelajaran, tetapi orang tua perlu tahu apa saja yang diajarkan dan tugas apa yang perlu dikerjakan. Begitupun bila anak tidak paham maka orang tua perlu membimbingnya hingga benar-benar paham.
Kondisi pembelajaran ini memang terasa sekali bila anak masih duduk di pendidikan TK hingga sekolah dasar. Jenjang lebih tinggi tentu anak sudah jauh lebih mandiri.
Tak ayal hal ini membuat banyak orang tua jadi ekstra pengawasan dan pengajaran. Bila sebaliknya yaitu orang tua tidak punya kepedulian, maka bisa jadi anak yang akan ketinggalan.
Terus Belajar Mengasah Kemampuan
Masa pandemi ini membuat kita jadi lebih banyak di rumah. Memang tidak bosan? Duh, bukan kepayang rasanya. Jenuh, capek pikiran dan terasa kurang menyenangkan, tetapi mau bagaimana lagi. Kondisi ini dirasakan semua orang tanpa terkecuali. Lalu apa kita perlu terus mengeluh dan marah dengan keadaan.
Awalnya memang berat, tetapi setelah dinikmati dan dijalani ternyata semua itu ada hikmahnya. Tingkat prevalensi kasus positif yang terus meningkat membuat kita jadi lebih aware terhadap kondisi yang sedang terjadi. Hal ini membuat kita berusaha untuk lebih menjaga diri dan keluarga. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan agar imun tubuh terus terjaga dan optimal.
Alhamdulillah saat pandemi ini banyak webinar bermanfaat yang diadakan. Selain menambah ilmu juga jadi penyemangat tersendiri. Webinar apa saja yang diikuti? Ngeblog, kesehatan juga tema motivasi, semua seru dan bikin hati senang juga.
Baca juga : Menikmati Ilmu Secara Otodidak, Bisakah?
Meningkatkan Kegiatan yang Disukai
Melawan kejenuhan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan apa yang jadi kesukaan kita. Misalnya ngisi blog, berkebun, masak, meningkatkan kemampuan digital media, dan kegiatan lainnya.
Saat pandemi ini saya jadi lebih banyak baca ebook. Ada banyak aplikasi yang memberikan kita kemudahan untuk membaca sehingga bisa menikmati beragam bacaan menarik. Aplikasi iPusnas yang saya pilih.
Kenikmatan membaca buku fisik memang lebih menyenangkan, karenanya tetap diseling. Ebook memang lebih banyak variasinya, dan kalau bukunya menarik bakal antri untuk pinjam. Jadi mesti sabar untuk dapat giliran.
Jejak membaca juga saya tuangkan di blog dengan membuat resensi. Menulis dan membaca memang berkaitan ya. Keduanya sama-sama menyenangkan.
Belajar Lebih Sabar
Lagi-lagi pandemi. Menyelisik dari kondisi ini, kita diingatkan untuk meningkatkan kesabaran dalam menghadapi keadaan yang terjadi. Bukan berarti pasrah dan berdiam diri saja. Kondisi ini bisa dimaknai dengan banyak hal, misalnya :
- Sabar dalam membersamai anak belajar.
- Menjalani rutinitas kehidupan dengan terus menjaga protokol kesehatan.
- Sabar untuk terus meningkatkan kemampuan diri dengan belajar dan berani mencoba.
- Berani bereksperimen untuk suatu hal yang baru.
- Sabar menghadapi perubahan psikologi dan lingkungan yang terjadi disekitar kita.
Menghasilkan Karya
Setiap usaha akan menghasilkan karya, tetapi tidak semua karya bisa diwujudkan dengan nyata. Ada yang hanya bisa dirasakan oleh hati. Selama perjalanan tahun ini, usaha dan hasil apa yang sudah kita rasakan?
Saya belum banyak menghasilkan, antara lain ada 5 tulisan karya antologi, mengoptimalkan isi blog, merutinkan sebulan membaca 3-5 buku, mengajar baca dan menulis anak (maklum baru mau sekolah dasar jadi mesti dilatih terus).
Sudah merasa puaskah? Manusia itu dikenal nggak pernah ada puasnya, “̮ƗƗɪ̣̇ƗƗɪ̣̇ƗƗɪ̣̇ ๑ˆ⌣ˆ๑. Betulkan! Maksud sebenarnya dari hasil yang sudah didapat sekarang ingin bisa terus memacu diri untuk selanjutnya jadi lebih baik lagi dan lagi. Bukan rakus ya, tetapi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Kayak sekolah aja deh. Siapa sih yang mau dapat nilai merah, nggak adakan. Nah, begitu pun bentuk pencapaian kita. Bukan untuk menjadi sempurna ya, nobody perfect. Namun berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Target? Ya tentu ada dan untuk tahun mendatang masih di konsep.
Renungan Sejenak
Tahun 2020 jadi sejarah berkesan. Menorehkan kilas balik tak terlupakan. Pandemi Covid-19 entah kapan akan berakhir. Vaksin masih terus dievaluasi untuk proses penanganan kondisi ini. Ingat 3M pesan ibu tentu jadi bagian penting dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Marah dan kecewa bukan solusi untuk kondisi ini. Semua yang kita alami tak pernah lepas dari kuasa Ilahi dan kemampuan bersyukur adalah bagian dari limpahan karunia-Nya. Rasa syukur bisa membuat kita lebih legowo dalam menjalani kehidupan.
Bagaimana bisa bersyukur kalau kita mengalami kesulitan seperti saat ini? Lho, apakah bentuk rasa syukur baru dilakukan saat kita merasa bahagia saja? Tentu tidak kan. Baik saat susah ataupun senang, rezeki sedikit juga banyak, rasa syukur tetap ada dalam hati kita.
Baca juga : Tempat Untuk Membangkitkan Inspirasi Kehidupan
Penutup
Kilas balik tak terlupakan di tahun 2020 ini sengaja dibuat untuk jadi renungan pribadi dan penyemangat di tahun selanjutnya. Semua peristiwa jadi momen berharga yang akan terus terkenang juga untuk evaluasi target ataupun harapan selanjutnya.
Semoga semua yang kita alami menjadi momentum untuk membuat kita jadi lebih baik lagi. Berharap juga terus bersemangat melangkahkan kaki untuk menjadi insan yang penuh energi. Tak ada kata tak mungkin selagi kita terus berusaha. Mengutip kalimat “Man jadda wajada” (siapa yang bersungguh-sungguh pastilah akan mendapatkan hasil). Insya Allah. Apa sih yang jadi harapanmu di tahun mendatang, share yuk!
Salam,
Share the article :