Mencetak penghafal Al-Quran

Mencetak Penghafal Al-Quran Dalam Keluarga

Assalamu ‘alaikum. Mendapatkankan dan membaca buku ini sampai tuntas, serasa menjadi evaluasi diri untuk saya dan keluarga. Memiliki generasi penerus yang mampu menerangi kehidupannya dengan terus dan terus menjadikan Al-Quran sebagai bagian penting dalam dirinya tentu menjadi harapan semua orang tua. Bahkan tidak sedikit orang tua yang berharap mampu mencetak penghafal Al-Quran. 

 

Mencetak Penghafal Al-Quran

Judul      : Rahasia Sukses, 3 Hafizh Qur’an Cilik Mengguncang Dunia

Penulis   : Fathin Masyhud dan Ida Husnur Rahmawati

Penerbit : Zikrul Hakim

Cetakan  : Kelima, Maret 2019

Tebal       : 238 halaman

ISBN       : 978-979-063-844-0

Apa sebenarnya isi buku ini? Apakah hanya sekadar menjelaskan bagaimana cara mencetak anak menjadi penghafal Al-Quran semata atau ada yang lain? Tidak hanya itu. Buku ini mampu memberikan informasi lebih dalam tentang bagaimana cara mencetak anak sesuai harapan. 

Buku motivasi tentang tema anak memang selalu menarik perhatian, salah satunya buku ini. Tema yang menjadi inspirasi banyak orang tua untuk menjadikan anak-anak generasi mendatang mampu mencintai Al-Quran dengan menghiasi kehidupan sehari-harinya bersama kitab suci ini. 

Dr. Kamil el-Labbody dan keluarga mampu mewujudkannya dan berhasil mencetak penghafal Quran yang membanggakan bahkan mengguncang dunia. Di usia sangat belia, tiga bersaudara ini mampu menghafal Al-Quran dengan tartil.  

“ Paling tidak ada target minimal pada diri semua anak usia kurang dari 7 tahun.  Target minimal ini adalah anak-anak mampu untuk menghafal Al-Quran. Ketahuilah bahwa menghafal itu seperti halnya membangun gedung apartemen atau gedung pencakar langit. Kita harus menggali pondasi terlebih dahulu sebelum membangun gedungnya. Memang kemampuan anak beda-beda, tapi paling tidak ada target minimal bagi anak, baik itu dalam tahfizh maupun tahsin tilawah. ” ~ Dr. Kamil el-Labbody

Usia 4,5 tahun Tabarak Kamil el-Labbody memecahkan rekor sebagai hafidz termuda sedunia, kemudian disusul oleh adiknya Yazid Tamamuddin el-Labbody di usia yang sama. Sedangkan Zeenah el-Labbody, anak bungsu keluarga Kamil el-Labbody mampu menghafal Al-Quran di usia kurang dari 5 tahun. 

Ibunda Tabarak menjelaskan bahwa saat proses ujian berlangsung kondisinya dalam keadaan demam karena mengalami sakit radang tenggorokan. Namun, ujian ini tetap dapat dijalaninya dengan baik dan mendapatkan nilai 90, dengan predikat cumlaude (mumtaz). Penganugerahan Tabarak sebagai hafizh termuda diadakan di Masjid al-Syu’aiby Jeddah oleh Syeikh Dr. Abdullah Ali Bashfar, ketua umum lembaga tahfizh Al-Quran internasional. 

Apakah kedua orang tua anak hebat ini juga memiliki latar belakang sebagai penghafal Al-Quran? Ternyata tidak. Dr.Kamil el-Labbody dan istri hanya orang biasa. Namun saat melihat Tabarak memiliki kemampuan daya ingat yang kuat, maka Dr. Kamil el-Labbody berusaha memaksimalkan masa belianya dengan tempaan hafalan Al-Quran. Tak hanya anak-anak yang dimaksimalkan dengan hafalan. Sebagai orang tua, Dr. Kamil el-Labbody dan istri pun ikut menghafal Al-Quran. 

Al Quran merupakan nikmat terbesar

Al-Quran Sebagai Nikmat Terbesar

Al-Quran merupakan kitab suci yang menjadi pegangan hidup umat Islam yang terkandung banyak pengingat dalam menjalani kehidupan ini. Oleh karena itu tidak sedikit yang berusaha memaksimalkan hari-harinya untuk selalu dekat dengan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Menghafalkan, mengkaji lebih dalam juga mengajarkan Al-Quran. 

Para hafidz Quran mampu memberikan semangat dan motivasi untuk semua orang dari anak-anak, kalangan usia muda, juga orang tua. Saat melihat ataupun mendengar mereka melantunkan Al-Quran dengan bacaan yang tartil dan suara indah maka hati akan terasa bergetar. Harapan dan doa pun diucapkan agar bisa menjadi seperti hafizh tersebut.

Hal ini pun dilakukan oleh Ibunda Tabarak. Kemudian berniat untuk mencetak penghafal Al-Quran dan dilakukannya bersama dengan suami. Proses menghafalkan Al-Quran dimulai saat menikah, kemudian dilanjutkan setelah melahirkan dan saat pengasuhan anak-anak. 

Tabarak mulai diajarkan menghafal Al-Quran saat menginjak usia 2,5 tahun. Apa saja yang dilakukan sang Ibu untuk mendukung kemampuan anak-anak dalam menghafal Al-Quran? Selain menjaga kontinuitas, disiplin juga menjaga asupan anak-anak. 

Usaha yang dilakukan pun membuahkan hasil. Ketiga buah hatinya berhasil menghafal 30 juz di usia sangat belia, kurang dari 5 tahun. Hal ini memicu Dr. Kamil el-Labbody untuk menelurkan kembali generasi penghafal Quran di kalangan anak lainnya, dengan mendirikan lembaga penghafal Quran. 

Keluarga Dr. Kamil el-Labbody menyadari bahwa kemampuan menghafal Al-Quran merupakan karunia Allah yang terbesar. Namun, ini bukan merupakan akhir dalam perjalanan kehidupan ini, melainkan yang lebih berat lagi adalah menjaga hafalan Al-Quran sebaik mungkin. 

Baca : 

 

Kesimpulan

Mencetak penghafal Al-Quran dalam keluarga menjadi harapan. Anak merupakan generasi penerus keluarga, dan setiap orang tua ingin dimaksimalkan masa tumbuh kembangnya. Memberikan nama yang baik, menjaga pola asuh dengan maksimal, memenuhi hak-hak anak juga melimpahkan kasih sayang. 

Buku ini mampu menguatkan para orang tua dan calon orang tua yang berazam untuk mencetak penghafal Al-Quran dalam keluarga. Ada trik yang disampaikan oleh Dr. Kamil el-Labbody untuk mewujudkannya. Membina dan melatih anak sejak dini dengan disiplin dan penuh keistikomahan membuat segala yang sulit menjadi terwujud dengan baik. 

Selain trik dan tips yang disampaikan, buku ini juga menyajikan renungan untuk keluarga qurani baik dalam bentuk dialog juga catatan. Penyampaikannya pun dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga mudah dipahami. Memang tidak dijelaskan secara detail bagaimana perjalanan menghafal yang dilakukan saat proses tersebut berlangsung. Namun, semua penuturan yang disampaikan dalam buku ini terasa lengkap dan mudah diterima dengan baik. Membacanya sampai akhir membuat saya sulit menemukan kekurangan. 

“ Al-Quran menjadikan anak kita memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab, berpikir dan berinteraksi dengan orang lain. Seringkali anak itu terlihat lebih dewasa dari umurnya. Hal ini buah dari tadabbur kalimat Al-Quran disertai pertanyaan tentang hal yang tidak diketahui dengan baik disertai pengulangan bacaan dan berpegang diri.”  ~ Dr. Kamil el-Labbody

 

Salam,

Share the article :

1 komentar untuk “Mencetak Penghafal Al-Quran Dalam Keluarga”

  1. Pingback: Kasih Ayah Sepanjang Perjuangan (Resensi Buku) - UmmiSyifa.com

Komentar ditutup.