Bulan Maret ini, salah satu buku yang saya baca adalah novel romance karya Tere Liye. Seorang penulis yang sudah tidak diragukan lagi karya-karyanya. Menilik dari judulnya, sudah tergambarkan bagaimana sebenarnya kisah ini, ya tentang kisah cinta insan manusia dan adanya sebuah angkao merah, tetapi apakah hanya itu saja?
Novel Kau, Aku dan Sebuah Angkao Merah sengaja menjadi pilihan karena novel ini berhasil membuat saya penasaran dengan isinya. Beberapa karya Tere Liye yang sudah saya baca, mampu memberikan gambaran bagaimana sebuah kisah itu berjalan dengan sangat harmoni, penuh intrik, imajinasi juga adanya informasi baru.
Cinta sejati adalah perjalanan. Cinta sejati tidak pernah memiliki ujung, tujuan, apalagi hanya sekadar muara. Air di laut akan menguap, menjadi hujan, turun di gunung-gunung tinggi, kembali menjadi ribuan anak sungai, menjadi ribuan sungai perasaan, lantas menyatu menjadi Kapuas. Siklus ini tidak pernah berhenti, begitu pula dengan cinta. ~ Tere Liye ~
Novel ini memiliki latar belakang daerah Kalimantan Barat dengan ibukotanya Pontianak, yaitu sebuah kota yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Pontianak juga sangat dikenal dengan sungai Kapuas yang menjadi sungai terpanjang di Kalimantan, bahkan juga seIndonesia, dengan panjangnya yang mencapai 1.143 km. Terbayangkan bagaimana daerah ini, sebuah daerah dengan sungai disekitarnya.
Beberapa tokoh yang ada dalam novel ini antara lain :
Borno : Menjadi nama panggilannya. Merupakan tokoh utama dengan nama sebenarnya Borneo. Adalah seorang pemuda yang mempunyai jiwa yang tangguh dan pantang menyerah. Merupakan anak tunggal dan kebanggaan keluarga. Terlahir menjadi seorang anak dengan latar belakang pengemudi sepit tidak membuatnya putus asa, tetapi mau terus berjuang untuk mampu memperbaiki kondisi keluarganya. Kepintarannya dalam dunia otomotif menjadi kemampuannya untuk terus maju dan berkembang. Begitupun dalam hal percintaan, Borno hanya setia dengan seorang wanita dan berusaha menjaga hubungannya sebaik mungkin.
Mei : adalah gadis perawakan Cina Melayu dengan wajah yang sendu. Terlahir di kota Pontianak, tetapi saat ini pindah ke Surabaya. Profesi menjadi seorang guru membuat dia kembali ke tanah kelahirannya untuk proses pengabdian dan sungai Kapuas menjadi saksi pertemuan itu.
Hidir : Seorang Bapak tua yang dekat dengan kehidupan Borno, bahkan sudah dianggap sebagai orang tua sendiri, karena mempu memberikan banyak pencerahan di saat Borno mengalami berbagai kegalauan hidup. Pencerahan dan masukan yang diberikan membuat Borno terus berpikir maju ke depan dan tidak mudah menyerah.
Bang Tagor : Seorang yang berjiwa keras dan sangat menentang Borno saat ingin bekerja di dermaga feri. Baginya jiwa dan kebanggaan sebagai seorang pengemudi sepit sudah mendarah daging dan berharap bisa terus menjaganya sebaik mungkin.
Andi : Merupakan sahabat Borno yang dididik oleh ayahnya untuk menekuni dunia perbengkelan, tetapi kemampuan itu belum kentara dalam dirinya. Meski begitu dia terus berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik untuk ayahnya.
Cinta sejati laksana sungai besar. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti, semakin lama semakin besar sungainya. Karena semakin lama semakin banyak anak sungai, yaitu perasaan yang bertemu. ~Tere Liye~
Dunia percintaan tidak melulu mengenai hubungan antara lawan jenis, tetapi bagaimana merangkainya menjadi sebuah kisah yang penuh dengan makna. Di tengah intrik yang terjadi, novel ini mampu memberikan gambaran bagaimana menjaga perasaan hati seorang wanita yang halus dan lembut dengan tidak memaksaan sebuah keputusan. Waktu yang akhirnya mengarahkan keputusan itu.
Cinta adalah sebuah anugerah yang selayaknya dapat kita jaga sebaik mungkin. Sebuah kemurnian rasa yang suci dan hendaknya tidak dinodai dengan hal-hal yang bersifat negatif. Cinta mempunyai banyak makna dan setiap jiwa akan merasakan bagaimana itu cinta. Semoga kita menjadi insan yang bisa menjaga rasa cinta sebaik mungkin. Insya Allah.
Salam cinta.
Share the article :