Mampukah Kita Amanah Saat Berhutang

Hi … Apa kabar hari ini?
Waktu lalu saya sempat ikut kajian Dhuha dan ustadnya membahas mengenai hutang. Ya, pinjaman uang yang membahagiakan saat menerima, tetapi memberatkan saat ingin membayarnya. Pernahkah mengalami berhutang? Bagaimana rasanya?
Kalau berdasarkan dari pengalaman saya yang berhutang, rasanya saat pinjam kita sangat berharap orang bisa segera membantu, tetapi saat ingin membayar, berat rasanya. Karena uang yang terkumpul, harus diberikan pada orang lain, uuh rasanya berasa banget, tetapi itulah hutang. Meskipun berat, tetap harus di bayarkan, tanpa terkecuali. Bahkan untuk mayit yang baru saja meninggal, akan di pertanyakan memiliki hutang dengan siapa sajakah agar ahli waris dapat segera membayarnya.

Niat berhutang

Saat kita dalam kondisi mendesak sedangkan keuangan menipis, maka hal yang kita ambil adalah meminjam uang pada saudara, teman, kerabat, atau bahkan pada pihak penyedia pinjaman tertentu. Hal ini tentu tidak dapat dihindari.
 
Saat kondisi ini yang ada dalam benak pikiran hanya segera memiliki uang cash agar masalah yang dihadapi bisa segera terselesaikan. Hingga kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan niat yang ada adalah nantinya akan segera membayar.
Kesimpulan Dari Kontrak, Jabat Tangan, Jabatan
Kesepakatan saat berhutang. (Sumber : Pixabay)

Segerakan membayar hutang

Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi yang berhutang agar segera melunasi hutangnya. Beberapa hadist membahas lengkap mengenai keutamaan ini, yaitu :
 
1. Akan memberatkan di akhirat kelak.
Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah)

2. Jiwanya masih menggantung hingga hutangnya terlunasi.
Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi)
 
3. Mendapatkan status mencuri, jika dalam berhutang memiliki niat tidak ingin mengembalikan hutangnya.
Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah)

Hikmah Berhutang

Tujuan berhutang adalah mengatasi kondisi keuangan yang sedang sulit dan berniat untuk segera melunasinya. Namun, manusia penuh kekhilafan. Ada yang berusaha membayarnya, meskipun dengan cara dicicil. Ada yang menundanya hingga waktu tertentu bahkan ada yang memang berniat tidak mau membayar.
Uang, Keuangan, Bisnis, Sukses, Exchange, Kas
Bayarlah hutang sesuai waktu yang ditentukan. (Sumber : Pixabay)
Saat hendak berhutang, kita mengganggap bahwa orang yang mau meminjamkan adalah dewa. Ya, dia begitu di hormati dan di puji. Namun, saat diminta untuk membayar, yang berhutang justru sulit ditemui, chat tidak dibalas hingga saat di teleponpun tidak dijawab. Lalu salahkan jika yang memberikan pinjaman menagih?
 
Tentunya tidak salah, karena itu merupakan hak yang meminjamkan. Sebagai peminjam atau berhutang, hendaknya pun dapat menyadari kewajibannya dan janganlah marah atau mencaci jika diminta untuk membayar. Banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita, yaitu pihak yang berhutang marah besar, bahkan memutuskan tali persaudaraan. Maka inilah ujian bagi yang meminjamkan hutang.
 
Membayar hutang merupakan kewajiban yang harus disegerakan. Ya, saat berhutang hendaknya dapat segera di lunasi. Kenapa? Karena kita tidak mengetahui kapan akan datang malaikat Izrail. Tunaikan janji untuk menyegerakan dan tidak menundanya akan jauh lebih baik. Kalaupun memang belum bisa melunasi, maka sampaikan kendalanya pada yang meminjamkan dan minta tambahan waktu untuk melunasi. Bukan dengan terus menghindari kewajibannya.
 
Untuk yang meminjamkan hutang, bersabarlah. Bila yang berhutang dalam waktu tentukan belum terbayar juga, maka tegurlah. Namun, bila saat di tegur, tetap tidak bisa melunasinya maka berikan tenggang waktu yang sesuai dan jika sampai batas waktu belum terbayar juga, maka mintalah kesepakatan yang baik dengan yang berhutang agar kedua belah pihak tidak saling memberatkan.

Kesimpulan

Meminjam uang bukan merupakan hal terlarang, tetapi sebagai pihak yang berhutang, hendaknya kita juga dapat bersikap amanah. Ya, mampu menyegerakan pembayarannya hingga lunas. Bukan dengan menundanya, menghindari atau bahkan melupakannya.
 
Sesungguhnya yang paling di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari)

Lakukan usaha semaksimal mungkin dan niatkan untuk segera melunasi hutang tersebut, agar nantinya mendapatkan kemudahan. Niat dan perjuangan yang dilakukan, Insya Allah akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
 
 
Semoga bermanfaat,
 
Referensi :
* rumaysho.com
 
       
Share the article :

7 komentar untuk “Mampukah Kita Amanah Saat Berhutang”

  1. Hiks..bener bgt mba, saat datang meminjam mereka pasang tampang memelas, giliran ditagih bayar kita yang pasang tampang memelas..duh, semoga yg masih mempunyai hutang diberi kemudahan utk membayarkan hutangnya..amin

Komentar ditutup.