Sindrom baby blues pascq persalinan. (Sumber : Pixabay)
Menjadi seorang ibu merupakan suatu kebahagiaan. Ibu yang melahirkan generasi penerus keluarga dengan penuh kasih sayangnya. Namun, melalui masa kehamilan menuju persalinan tidak selalu mudah di hadapi. Berdasarkan data dari penelitian yang telah dilakukan berbagai negara menunjukkan hasil sekitar 50-75% wanita mengalami sindrom pasca persalinan atau dikenal dengan sindrom baby blues.
Gejala yang dialami seperti merasa kaget dengan perubahan yang ada, tak tahu harus berbuat apa dengan bayi yang baru dilahirkannya juga perasaan was-was dan khawatir jika tidak dapat merawat dan mengasuh bayi dengan baik. Kondisi ini terjadi secara tak terduga. Lalu bagaimana sebaiknya mengatasi kondisi ini? Apakah dampak yang akan terjadi jika kondisi ini dibiarkan begitu saja?
Penyebab Terjadinya Sindrom Baby Blues
Ada 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya sindrom baby blues, yaitu :
1. Perubahan hormon
Hormon yang mendukung proses selama kehamilan, seperti hormon endorfin, estrogen, progesteron, dll, akan mengalami perubahan pasca ibu melahirkan. Hormon tersebut perlahan menurun dan tergantikan dengan hormon pendukung produksi ASI, yaitu hormon prolaktin juga oksitoksin. Pengaruh perubahan hormon inilah yang membuat kondisi ibu pun menjadi berubah.
2. Perubahan psikologis
Pasca persalinan kondisi ibu tentunya tidak langsung pulih dengan cepat, tetapi untuk memenuhi asupan bayi, seorang ibu pun perlu segera menyiapkan diri untuk memberikan ASI. Kondisi ini tentunya tidak mudah dilakukan, perlu dukungan dan support keluarga untuk menguatkan psikologisnya.
3. Perubahan kondisi
Menghadapi kondisi yang baru, tentu membutuhkan persiapan yang lebih bagi ibu pasca persalinan untuk menjalankan tugas selanjutnya. Perubahan kondisi ini memerlukan proses penyesuaian sehingga kondisi ibu bisa selalu bahagia.
Gejala Sindrom Baby Blues
Beberapa gejala dari kondisi baby blues, yaitu :
Mudah tersinggung.
Merasa cepat lelah.
Terkadang menangis tiba-tiba.
Berkurangnya perhatian pada bayi.
Rasa khawatir yang berlebih.
Sulit beristirahat.
Kurang percaya diri.
Tips Mengatasi Sindrom Baby Blues
Pasca persalinan tentu seorang istri membutuhkan perhatian penuh. Setelah melalui proses panjang kehamilan, istri memerlukan mempersiapkan diri untuk mengasuh buah hatinya, dengan memberikan ASI, siap terjaga di malam hari juga memulihkan kembali kondisi tubuhnya. Hal ini tentu tidak dapat dilakukan seorang diri, perlu dukungan dan motivasi dari suami juga keluarga untuk membantu memulihkan kondisi.
Suami dapat memberikan dukungan dalam menjalankan rutinitas yang dilakukan istri juga menjaga komunikasi antar keduanya agar apa yang dirasakan istri dapat tertuangkan secara perlahan. Komunikasi menjadi jembatan dan bagian penting dalam menjaga sebuah hubungan, hingga dapat saling memahami, mengerti, juga saling membantu mengatasi kondisi yang ada. Tidak hanya itu, suami juga bisa memberikan apa yang menjadi kesukaan istri sebagai bentuk perhatian dan tanda cintanya.
Selain itu kehadiran keluarga juga teman mampu memberikan gairah untuk mencurahkan apa yang dirasakannya. Mampu memberikan suntikan energi yang membuat ibu menjadi lebih kuat dalam menghadapi perubahan yang ada.
Sindrom baby blues dialami oleh wanita pasca persalinan. Terjadinya berbagai perubahan membuat wanita merasa kaget akan kondisi yang dialaminya. Karenanya dibutuhkan persiapan penuh agar semua dapat berjalan dengan baik, seperti dengan memberikan perhatian baik oleh keluarga juga suami, sebagai orang yang terdekat dengannya. Perhatian dan dukungan yang diberikan akan membuat ibu menerima perubahan yang ada dengan lebih baik dan mampu menata kehidupan selanjutnya dengan penuh kebahagiaan.
Salam sayang.
Referensi :
https://id.theasianparent.com/sindrom-baby-blues
“Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript Writing ‘Perempuan Menulis Bahagia”.
Dampak polusi terhadap kondisi lingkungan sekitar (Image : Freepik) Keberadaan tanaman yang ada disekitar kita, sangat berperan penting dalam menjaga kelestarian alam juga mengurangi polutan…
Paparan asap rokok (Image : Freepik) Apakah disekitar Anda masih banyak yang merokok? Bagaimana dengan anak-anak, apakah mereka juga sering terpapar asap rokok? Apakah anak-anak…