Suka Hidangan Panas? Tips Menikmati Hidangan Panas Tanpa Takut Berisiko

Grilled salmon fish with various vegetables on the flaming grill Premium Photo
Risiko makan dalam kondisi panas. (Sumber : Pixabay) 
Tahukah salah satu adab makan dan minum adalah tidak menyantap sajian yang masih dalam keadaan sangat panas karena akan membahayakan tubuh. Benarkah demikian?

Penelitian tahun 2009, menyampaikan bahwa salah satu penyebab terjadinya kanker esofagus atau kanker pada kerongkongan kemungkinan dapat disebabkan karena mengonsumsi makanan dan minuman yang sangat panas. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan jika makanan atau minuman yang akan disantap masih dalam keadaan sangat panas? Haruskah menunggunya hingga benar-benar dingin?
Tidak makan saat kondisinya panas
Mendinginkan makanan atau minuman hingga benar-benar layak disantap akan memberikan keberkahan, sesuai sabda Rasulullah SAW,

“Sesungguhnya yang demikian itu dapat mendatangkan berkah yang lebih besar.”
~ HR. Ahmad ~

Makanan dan minuman panas memang terlihat nikmat dan menggoda, tetapi bagaimana bila dampaknya ternyata akan membahayakan tubuh? Maka sebaiknya diamkan dahulu santapan tersebut hingga suhu panasnya agak menurun, kemudian nikmatilah dengan kondisi hangat.
Akibat makan atau minum dalam keadaan panas
Berdasarkan hadist diatas dapat diketahui bahwa makanan atau minuman yang sangat panas memang sebaiknya tidak dikonsumsi hingga kondisi panasnya menurun. Dampak yang bisa terjadi jika kita memaksakan diri menyantap makanan yang panas adalah :

1. Merusak gigi dan lapisannya.
Organ mulut yaitu gigi dan lidah tentunya akan merasakan sekali jika kita memaksakan diri menyantap makanan yang panas. Gigi akan terasa ngilu, lapisan emailnya bisa mengalami kerusakan, seperti berlubang atau menjadi sensitif, sedangkan lidah akan terasa seperti terbakar.

2. Meningkatkan asam lambung.
Makanan panas yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi dinding lambung sehingga akan meningkatkan produksi asam lambung. Hal ini membuat perut terasa kembung, begah atau dampak buruknya mengakibatkan kanker lambung.

3. Merusak sel rapuh di kerongkongan.
Makanan dan minuman yang panas dan masuk ke dalam kerongkongan akan merusak sel-sel rapuh sekitar kerongkongan sehingga menimbulkan terjadinya mutasi dan berisiko terjadinya kanker kerongkongan.

4. Memasukkan bakteri dan kuman dalam makanan
Dengan kondisi makanan yang panas, maka secara refleks kita akan segera meniupnya agar makanan tersebut bisa segera disantap. Namun, hal ini sangat tidak disarankan karena dapat membuat kuman dan bakteri masuk ke dalam makanan tersebut.

Spageti, Pasta, Mi, Italia, Makan, Makanan, Karbohidrat
Menikmati santapan dengan nikmat. (Sumber : Pixabay)
Kenikmatan yang dirasakan sangat ingin menyantap makanan yang panas tentunya tidak sebanding dengan dampak yang ditimbulkan. Ya, risikonya ternyata jauh lebih besar. Maka saat ingin mengonsumsi makanan panas yang perlu kita lakukan adalah :
1. Membiarkan suhunya turun agar saat disantap sudah benar-benar aman dan nyaman.
2. Tidak meniup makanan, tetapi mengipasinya sehingga kuman dan bakteri tidak masuk dalam makanan.
3. Sebelum disantap, tentunya kita membaca doa terlebih dahulu.
4. Tidak makan dengan terburu-buru.
5. Menikmati makanan yang disajikan dengan penuh rasa syukur.
Menikmati makanan yang enak dan lezat tentunya tidak akan dapat dirasakan jika kita tidak bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Karena ini merupakan bagian dari rezeki-Nya. Bentuk rasa syukur kita atas makanan tersebut adalah menyantapnya dalam kondisi yang benar-benar aman, bukan dalam kondisi panas.

Begitu banyaknya dampak yang terjadi bila kita memaksakan diri menyantap makanan panas, yang nantinya akan merugikan kita sendiri. Karenanya kita perlu menahan diri dan tidak terburu-buru. Nikmatnya makanan akan terasakan saat menyantapnya, terasa kenyang dan asupannya akan memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Salam sehat.


Referensi :
www.doktersehat.com
     

Share the article :

45 komentar untuk “Suka Hidangan Panas? Tips Menikmati Hidangan Panas Tanpa Takut Berisiko”

  1. Adab makan, semua sudah diberikan contoh oleh Rasulullah. Saya biasanya kalo udah kepepet dan nasi masih panas, langsung nyalain kipas, taruh piring berisi nasi depan kipas. Kekeke. Soalnya selalu ada godaan untuk meniupnya dengan mulut.

  2. Kebiasaan di tengah masyarakat Indonesia, kalo gak panas makanannya kayaknya kurang afdhol. Meskipun yang panas-panas itu juga ditiup, tapi ya tetep aja wajib dihidangkan saat panas. Padahal cukup banyak potensi bahayanya ya makanan panas ini.

  3. Pantas saja Jaman sekarang banyak orang yg usianya masih muda tapi mengeluhkan sakit yg dideritanya. Sebagai contoh, makan nasi yg baru diambil dari penanak nasi langsung dimakan. Kalau dulu saya kecil, orang tua menyuguhkan makanan itu dlm keadaan dingin. Nasi dikipasin dulu sampe benar2 dingin baru boleh dimakan.

  4. Memang menyantap hidangan masih panas kurang baik, tapi namanya kebiasaan terkadang susah di ubah.
    Itu salah satu kebiasaan dulu masih remaja yang kini perlahan di buang kebiasaan hal seperti itu
    Masih inget deh, konsumsi mie yang baru masak.
    Langsung disantap, jadinya kepanasan deh.

  5. hi kak, aku sudah ikut blog nya yaa semoga bisa ikuti balik hehe. Setuju sih aku buat ga makan makanan selagi masih mengepul panas gitu, dan ini udah aku terapin buat pola makan di rumah

  6. Saya dulu termasuk yang bandel sih makan makanan panas, minumnya es. Beberapa tahun kemudian gigi banyak yang rusak, hiks, kapok. Sekarang punya anak saya ajarin kalau makannya panas harus sabar atau sambil dikipas, jangan ditiup. Kayak lagunya Nussa dan Rara "makan jangan ditiup lebih baik dikipas@ 😀

Tinggalkan Balasan ke blogger parenting Batalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *