Hikmah Idul Adha Saat Pandemi

Hikmah Idul Adha Saat Pandemi

Assalamu’alaikum sobat Ummi… Hikmah Idul Adha apa sih yang dirasakan saat masa pandemi ini? Idul Adha memang hari yang berbeda dari hari lainnya, ya sebagai hari istimewa selain idul fitri. Oleh karena itu, apa yang kita rasakan juga berbeda. Bahkan ada yang memang mengkhususkan diri untuk berkumpul dengan keluarga atau mudik saat hari istimewa ini, jadi bukan hanya saat idul fitri saja ya.

 

Hikmah Idul Adha Saat Pandemi

Idul Adha adalah hari besar umat Islam, yang dilaksanakan pada tgl 10 Zulhijah. Keistimewaan hari qurban ini tidak hanya dirasakan anak-anak saja, tetapi semua kalangan usia. Sejak jauh hari sebelum tanggal ini biasanya kita sudah bisa melihat banyak kambing dan sapi yang ada di sekitar lapangan untuk di perjual-belikan dan ini menjadi pemandangan menarik untuk anak-anak.

Mereka mencoba untuk memberikan makan, mendekati untuk memegang bulunya atau hanya melihat dari kejauhan karena takut. Aroma kambing yang khas tidak menjadi masalah karena mereka sudah suka duluan waktu melihat hewan ini. Hikmah dari perayaan idul adha dalam kehidupan kita, antara lain :

Hikmah Idul Adha Saat Pandemi

1. Bersyukur atas semua karunia yang Allah SWT berikan.

Allah memberikan banyak nikmat kepada semua hamba-Nya, tanpa terkecuali. Tidak ada seorang hamba pun yang mendapatkan perbedaan. Namun, kita mempunyai sifat selalu membandingkan sehingga nikmat yang kita rasakan selalu terasa kurang dan kurang.

Bersyukur atas karunia yang Allah berikan akan membuat kita selalu merasa bahagia dan menerima semua nikmat yang diberikan oleh Sang Khalik dengan lapang dada.

 

2. Menjalani Ujian Kehidupan dengan Kesabaran

Setiap insan manusia akan mendapatkan ujian dalam kehidupannya. Saat sekolah, ujian yang diadakan bertujuan agar dapat naik kelas, dan semua akan melalui tahapan ini. Begitupun dalam kehidupan ini. Ujian yang Allah SWT berikan bertujuan untuk meningkatkan derajat kita.

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.”  ~ QS. Ali-Imran : 186 ~

 

3. Berbagi dengan Sesama

Makna sedekah adalah mau berbagi terhadap sesama dengan nilai sesuai kemampuan tanpa ada batasan jumlah dan diberikan dengan penuh keikhlasan. Bersedekah bisa kita lakukan kapanpun dan dimanapun. Namun saat idul adha ini, bentuk bersedekah yang kita lakukan dalam bentuk yang berbeda yaitu dengan memberikan hewan qurban yang nantinya dapat disantap bersama dengan orang di sekitar kita atau pada sesama yang membutuhkan.

“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan berkah rezeki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak hanya berqurban, tetapi juga dengan berhaji. Berkumpul di padang arafah secara bersama dengan jutaan umat Islam dari berbagai penjuru negara dan melakukan gerakan yang sama tanpa mampu membedakan kedudukan pada masing-masing insan. Ya, semua terlihat sama dan apa yang kita lakukan di Mekkah hanya untuk mengharapkan keridoan Allah semata.

Hikmah Idul Adha Saat Pandemi

4. Belajar Keikhlasan

Nabi Ibrahim as, mengajarkan keikhlasan dan kesabaran yang tertanamkan juga pada diri Nabi Ismail. Anak yang begitu dinantikan kehadirannya, tidak sepenuhkan mendapatkan belaian kasih sayang. Belum lama terlahir, Nabi Ismail dan Siti Hajar diperintahkan Allah untuk berpindah ke padang yang tandus dan gersang nun jauh dari tempat tinggalnya.

Saat beranjak remaja, Nabi Ibrahim kembali mendapatkan perintah untuk menyembelih putra kesayangannya. Bukan amarah atau penolakan yang terlontar oleh Nabi Ismail, tetapi keikhlasan untuk menerima apa yang sudah menjadi kehendak-Nya.

 

5. Menanamkan Kepedulian dengan Sesama

Kita merupakan insan sosial yang hidup saling membutuhkan satu dengan lainnya. Adanya rasa kasih sayang, saling memberikan perhatian dan memiliki kepedulian dengan sesama adalah bagian penting dalam kehidupan ini.

Idul adha, bulan berkurban. Satu ekor kambing dapat dinikmati secara bersama dengan pembagian yang adil dan merata. Kemudian diolah sesuai kesukaan menjadi sajian yang nikmat, sehingga disantap dengan penuh kebahagiaan.

 

6. Meningkatkan Kualitas Diri dan Finansial

Idul Adha adalah bulan untuk berhaji. Menjalankan rukun iman ke lima. Berdasarkan pengalaman orang yang menjalankan ibadah haji, mereka tidak hanya ingin menjalankan ibadah ini satu kali saja, tetapi akan terpacu untuk menjalankan kembali bersama keluarga juga keluarga besar.

Begitupun dengan berkurban. Tahun ini meniatkan diri untuk berkurban dengan kambing, kemudian tahun selanjutnya bersama keluarga berkurban sapi. Tak sedikit orang juga yang berusaha berkorban meski kondisi finansialnya masih membutuhkan. Namun, niat yang kuat dan kemauan yang besar tidak menghalangi niat baiknya tersebut, bahkan bisa jadi dipermudah oleh Allah.

7. Memacu Diri untuk Lebih Baik

Tak di pungkiri, setiap diri ingin kehidupannya terus lebih baik dari hari ke hari. Prinsipnya ‘hari ini hendaknya lebih dari dari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini.’

Namun, semua kembali kepada diri kita. Ada yang menunda untuk melakukan perubahan sampai batas waktu tertentu, tetapi ada yang ingin menyegerakan. Nah, mau pilih yang mana nih untuk berubah?

 

Keteladanan Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail

” Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”
                                                                                                  (QS. Ali Imran: 38)

Doa ini yang dipanjatkan Nabi Ibrahim as, yang begitu mengharapkan kehadiran buah hati dalam bahtera rumah tangganya. Sekian lama beliau menanti kehadiran seorang anak dari Siti Hajar. Allah SWT pun mengabulkan hajat tersebut, tetapi saat lahir apa yang terjadi? Nabi Ibrahim as, mengantarkan Siti Hajar dan Nabi Ismail ke lembah tandus dan tanpa didampingi sang ayah.

Duh … Kebayang nggak sih bagaimana rasanya jadi Siti Hajar? Bisa jadi kalau kita yang ada di posisi beliau, bakal akan marah, protes, tidak terima dan langsung pergi sesuai keinginan hati. Bagaimana mungkin, tinggal di lembah tandus bersama seorang bayi yang masih membutuhkan kasih sayang juga perlindungan.

Andai kau seorang Hajar apa yang akan dilakukan? Saat Nabi Ibrahim menyampaikan kalau semua yang dilakukan atas kehendak-Nya. Menangis pasti, tetapi akankah mampu menerima kenyataan yang ada. Berada di tempat sunyi nan tandus atas kehendak Allah, menerima keadaan ini dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan.

Siti Hajar mempunyai keyakinan yang kuat bahwa jika memang Allah yang menghendaki suatu hal pada hamba-Nya maka Dia tidak akan menyia-nyiakan. Begitu kuat keyakinan Siti Hajar, ini merupakan bentuk ketakwaan beliau. Hingga Siti Hajar terus berusaha mengasuh Nabi Ismail dengan sepenuh hati di tempat tandus sampai tumbuh besar.

Saat Nabi Ismail tumbuh besar, tanpa diduga sang ayah akan menyembelihnya. Sebagai anak yang di sayang, tentu menanggapi ini bukanlah hal yang mudah, tetapi berbeda halnya dengan Nabi Ismail yang begitu taat dan patuh akan apa yang Allah perintahkan. Begitu penuh keikhlasan Nabi Ismail menerima permintaan ini.  Aku adalah Ismail, anak Nabi Ibrahim as dan ibu Siti Hajar yang telah memberikan pondasi yang kuat dalam kehidupan.

Hikmah Idul Adha Saat Pandemi

 

Idul Adha Saat Pandemi

Sampai dengan saat ini kita masih hidup berdampingan dengan pandemi. Sudah sekitar lima bulan kita terus berusaha menahan diri untuk membatasi kegiatan di luar rumah dan terus menerapkan protokol kesehatan sebaik mungkin. Semua dilakukan untuk menjaga kesehatan diri kita, keluarga juga orang yang ada di sekeliling.

Merayakan dua hari raya dengan kondisi pandemi, tentu bukan hal yang mudah. Saat lebaran lalu kita diminta untuk menahan diri dengan tidak melakukan mudik dan kumpul bersama keluarga. Kemudian saat ini pun kita diminta untuk menahan diri dengan adanya pembatasan berhaji dari pihak Arab Saudi, dan kebijakan untuk negara kita adalah meniadakan berhaji di tahun 2020.

Begitupun dengan berkurban, ada masjid yang tidak mengadakan pemotongan kurban untuk menghindari kerumunan banyak orang. Meski begitu niat untuk berkurban tidak surut.

Pandemi yang kita alami tetap tidak menghalangi hajat yang sudah diniatkan. Tetap ada cara lain untuk melakukannya, seperti dengan menyalurkan uang kurban untuk nantinya daging tersebut di kemas sehingga bisa dibagikan secara lebih banyak kepada yang membutuhkan.

Apa yang terjadi saat pandemi ini bisa jadi membuat kita ingin protes. Namun, meski terasa berat, protes itu tidak dapat dilakukan, terlebih dengan kondisi pandemi yang saat ini terjadi di seluruh belahan bumi.

Kondisi yang kita alami semua sama, dan kita diharapkan tetap bisa selalu bersyukur atas semua nikmat yang Allah SWT berikan. Nikmat kesehatan, rezeki dan nikmat tak ternilai lainnya. Rasa syukur akan membuat kita menjadi semakin dekat dengan Sang Khalik.

 

Idul Adha 2020 akan jatuh pada tanggal 31 Juli, tepatnya di hari Jumat. Idul adha identik dengan bulan haji atau hari kurban. Alhamdulillah banyak hikmah yang kita dapatkan di bulan Zulhijjah ini. Semoga kita terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan beristikamah. Aamiin.

 

Salam,

 

Referensi : www.rumaysho.com
                       www. kitabisa.com

 

 

Share the article :

20 komentar untuk “Hikmah Idul Adha Saat Pandemi”

  1. Masyaa Allah.. Sangat memotivasi sekali,
    Alhamdulillah di desaku, perayaan Idul Adha berjalan dgn lancar, mbak.
    Semoga kita tergolong ke dalam org2 yg istiqomah beribadah.
    Salam kenal dari Kota Wali 🙂

  2. Selamat IdulAdha ya mbak 🙂
    Bener banget hikmah IdulAdha buanyak banget, nggak tau kenapa kalau IdulAdha pasti langsung keinget kisah Nabi Ibrahim. Hehe
    Sama mbak. Rasanya pengin protes lebaran di tengah pandemi begini tapi apalah kita manusia cuma bisa menerima dan selalu jaga2 supaya sehat selalu ya 🙂

      1. Iya, Hajar itu keren sekali lho. Masyaa Allah. Saya selalu kagum dengan beliau setiap dapat kisah tentang keluarga Ibrahim. Pantas saja Ismail bisa setegar itu juga ketika diberi kabar akan disembelih.

  3. Iya bener banget klo jadi Siti Hajar di zaman ini pasti akan protes atau putus asa. Tetapi mereka memang manusia pilihan Allah, tak heran putranya menjadi manusia mulia yang selalu dikenang sepanjang hidup, terutama momen idul Adha ini.

  4. selamat hari Raya Idul Adha kak semoga tahun qurban ini memberikan berkah untuk hidup kita kedepannya ya, meski kita merayakannya dalam kondisi seperti ini justru menjadi banyak hikmah yang bisa kita dapat ya dan semoga pandeminya segera berakhir

  5. Met Iduladha, Mbak Asih. Terima kasih remindernya. Saya juga merasa lebih khusu saat Iduladha tahun ini. Pandemi dan Iduladha mengajarkan banyak hal termasuk keikhlasan, mau berbagi, dan bersyukur.

  6. Meningkatkan kualitas diri dan finansial memang bener banget, dimana sebagian orang berfikir orang Islam tidak perlu kaya, harus sederhana, tapi dengan semangat berkurban maka muslim harusnya kaya sehingga lebih bisa banyak berbagi.

  7. Saat pandemi, semua terasa lebih sulit. Misalnya soal shalat id pun mesti diperhatikan jaraknya, dll. Di masjid di komplek saya pun tidak mengadakan pemotongan hewan kurban, tapi tetap ada kurban hanya saja dilakukan di tempat pemotongan langsung. padahal, kalau dulu rame banget di masjid. Semoga pandemi segera berakhir ya, Mbak. Sebab sudah mulai banyak kesulitan di sana sini, termasuk soal ekonomi.

    1. Aamiin.
      Beberapa waktu sebelum IdulAdha saya juga mendapat info kalau ada beberapa masjid yang tidak bisa menerima kurban, tujuannya untuk menghindari kerumunan. Jadinya untuk yang ingin berkurban mengalihkan ke masjid yang lain.

  8. Pingback: Tetap Tegar Hadapi Gejolak Kehidupan - UmmiSyifa.com

  9. Pingback: Ukhuwah Menjalin Hati Dengan Iman - UmmiSyifa.com

Komentar ditutup.