Kehadiran anak bagi orang tua

Kehadiran Anak Bagi Orang Tua, Apakah Maknanya?

Helo.. Benarkah kehadiran anak bagi orang tua selalu dinantikan? Ya. Kehadiran sosok mungil ini menjadi bagian yang begitu diharapkan oleh setiap pasangan suami istri. Meskipun dalam prosesnya, ada yang cepat mendapatkan, tetapi ada yang menunggu hingga beberapa waktu. Untuk mewujudkan harapan ini, berbagai cara medis dan tradisional dilakukan agar bisa segera menghadirkan buah hati dalam pangkuan.

 

Kehadiran Anak Bagi Orang Tua

Anak adalah pinjaman, dititipkan Tuhan untuk kebahagiaan, kesenangan juga ujian kita. Jadi harus kita yang mengasuh bukan “diekspor” ke orang lain.” ~ Elly Risman

Kelahiran buah hati dalam sebuah keluarga menjadi dambaan yang dinantikan oleh semua pasangan suami istri. Seperti yang kita pahami bahwa keberadaan seorang anak dalam Islam berasal dari pernikahan yang sah secara hukum agama dan negara. Pernikahan yang sah menurut agama dan hukum negara akan memberikan ketenangan batin bagi pasangan suami istri. Sedangkan bagi anak, secara psikologis, ia merasa mempunyai orang tua yang bisa menjadi panutan, pembimbing, pelindung serta tempat mencurahkan kasih sayang. 

Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai keturunan. Anak juga mengandung pengertian sebagai manusia yang masih kecil. Pada hakikatnya, anak merupakan tahapan fase pertumbuhan seseorang sebelum menapak ke tahapan perkembangan selanjutnya, remaja dan dewasa. 

Menurut Convention on the Rights of Childs (CRC) yang diselenggarakan oleh Majelis Umum PBB pada 20 November 1990 di New York, menjelaskan bahwa anak adalah setiap orang yang berada di bawah usia 18 tahun kecuali kedewasaan telah diperoleh sebelumnya berdasarkan hukum yang berlaku pada anak. 

Memahami akan hakikat keberadaan seorang anak tentu membuat kita semakin lebih mengerti apa dan bagaimana yang sebaiknya dilakukan saat status orang tua sudah melekat dalam diri. Yaitu berusaha menjalankan peran sebagai orang tua dengan sebaik mungkin, apa yang menjadi kewajibannya juga memenuhi hak-hak anak dalam masa tumbuh kembang. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa kehadiran anak bagi orang tua dapat dikelompokkan menjadi lima tipologi, yaitu :

a. Anak merupakan amanah 

Anak merupakan amanah yang Allah berikan pada setiap pasangan manusia. Amanah dapat diartikan segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia agar dapat dijaga dan dirawat sebaik mungkin. Pasangan yang mendapatkan amanah hendaknya dapat memberikan pengasuhan dengan sepenuh hati dan penuh kasih sayang. Hal ini dilakukan dalam pengasuhan sehari-hari sehingga diharapkan nantinya dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan baik dan tidak terjerumus dalam kebatilan. 

“ Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar dan keras, mereka tidak mendurhakai Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang dikerjakan.” ~ QS. At-Tahrim : 6

b. Anak sebagai perhiasan kehidupan

Kehadiran anak dalam sebuah keluarga bagaikan perhiasan indah yang membuat hati menjadi berbunga. Anak-anak mampu mewarnai keluarga dengan celoteh suaranya, tangis, juga tingkah polah yang menyenangkan. 

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” ~ QS. Al-Kahfi : 46

c. Anak sebagai cahaya mata

Anak bagaikan cahaya yang menerangi kehidupan orang tuanya. Saat tubuh merasa lelah atau sedih, melihat keceriaan anak rasanya semua yang dirasakan hilang sirna. Semangat menjadi tumbuh kembali bahkan menjadi lebih bergairah. 

Dalam masa tumbuh kembang anak juga mampu menjadi penerang ilmu. Seorang ibu yang awalnya belum terbiasa dalam masa pengasuhan, setelah setiap hari belajar banyak dalam masa pertumbuhan anaknya kemudian menjadi lebih mahir dan mampu memberikan pengajaran juga untuk sesamanya. 

Cahaya mata yang tidak hanya menerangi saat kehidupan, tetapi juga di hari mampu menjadi cahaya saat dialam kubur. Karena doa juga ibadah anak saleh/salehah akan terus terpancarkan untuk kedua orang tuanya. 

Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan Kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” ~ QS. Al-Furqan : 74 

d. Anak menjadi cobaan bagi kedua orang tuanya

Kebersamaan kita bersama anak-anak pun bisa menjadi ujian. Sejauh mana kita mampu mengajak anak-anak ke arah kebajikan dan mampu terus menjalankan semua tuntunan ibadah sepanjang usianya. Generasi yang lalai dan terlena dengan kehidupan akan menjadi ujian bagi orang tua, agar dapat terus mengingatkan dengan penuh kasih sayang, lemah lembut dan kesabaran. 

Kehadiran anak menjadi cobaan

e. Anak sebagai musuh

Masih ingatkah kisah legenda Malin Kundang, yaitu seorang anak yang tidak mau mengakui ibunya karena kondisi kehidupannya saat ini sudah kaya raya, sedangkan ibunya dalam kondisi papa.   

Imam Ibn Qayyim al-Jauziyah mengatakan, “Barangsiapa yang dengan sengaja tidak mengajarkan sesuatu yang bermanfaat bagi anaknya dan menelantarkannya begitu saja, berarti dia telah melakukan suatu kejahatan yang sangat besar. Kerusakan pada diri anak kebanyakan datang dari sisi orang tua yang meninggalkan mereka dan tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban dalam agama termasuk sunnah-sunnahnya.”  

 

Anak Merupakan Anugerah Ilahi 

Saya adalah hadiah istimewa dari Tuhan. Tolong perlakukan saya sebagai harta berharga, berikan semua bimbingan untuk tindakan saya. Beri saya panduan tentang menjalani hidup dan mendisiplinkan saya dengan cara yang manis.” 

Kelahiran anak bagi orang tua merupakan sebuah anugerah. Mendapatkan kepercayaan untuk memberikan perhatian sepenuhnya pada buah hati dengan penuh kasih sayang. Calon ibu dan ayah akan mencurahkan perhatian sejak awal tanda kehamilan itu ada. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, memberikan stimulasi dan menjaga kondisi kesehatan seoptimal mungkin.

Selanjutnya saat buah hati terlahir, bentuk perhatian ini akan semakin bertambah. Adanya respon dan interaksi yang mulai dilakukan anak memberikan aura yang membahagiakan. Ibu akan terus menemani masa tumbuh kembang anak dengan memberikan stimulasi, sedangkan ayah akan bersemangat menjemput rezeki.

Anugerah membahagiakan ini terus dirasakan orang tua hingga anak terus tumbuh besar. Apalagi bila orang tua mampu memberikan pengasuhan sesuai dengan ajaran Rasulullah, yaitu dengan :

  • Memperkuat kondisi fisiknya
  • Pengasuhan penuh kasih sayang
  • Menjaga tutur kata lemah lembut
  • Menanamkan akidah
  • Menunjang jiwa kemandiriannya

Baca :

Kesimpulan

Kehadiran anak bagi orang tua merupakan anugerah dan amanah yang Allah SWT berikan bagi setiap pasangan suami istri. Rasa lelah ataupun sedih terasa sirna saat melihat senyum dan keceriaan anak. Masa kecil menjadi kunci untuk pertumbuhan anak selanjutnya. Oleh karena itu setiap calon orang tua dan para orang tua hendaknya bisa memahami apa makna dari kehadiran anak dalam keluarga. Pemahaman ini menjadi pondasi  untuk pengasuhan anak selanjutnya. Semoga kita mampu menjadi orang tua yang terus lebih baik dan mampu membersamai tumbuh kembang anak dengan sebaik-baiknya. InsyaAllah.

 

Salam,

Share the article :

13 komentar untuk “Kehadiran Anak Bagi Orang Tua, Apakah Maknanya?”

  1. Sepakat banget sih, anak itu amanah dr Tuhan. Beruntung buat ortu yg dianugerahi momongan, suka sedih kl ada ortu yg menanti momongan bertahun2. Tp semoga di luar sana banyak calon ortu yg tabah dan dibesarkan hatinya, pun semoga buat para ortu selalu menyadari sekeras apapun anak, anak merupakan anugerah dt Tuhan 🙂

  2. Setuju banget anak merupakan amanah dan juga anugerah dari Tuhan. Dan nggak semua pasangan langsung diberi kepercayaan untuk memiliki keturunan.

  3. Amanah yang harus djaga dengan sebaik2nya. Butuh ilmu dan kesabaran yang luar biasa tuk menjadikan anak kita qurrota a’yun….
    Semiga kita semua dimampukan ya bunda2

  4. Boleh dikatakan ini jadi bacaan pranikah, karena Artikel ini memberikan pemahaman buat daku saat nanti berumah tangga lalu hamil kemudian memiliki anak.

  5. bener banget anak itu anugerah terindah dari Allah, jujur kadang saya aja masih suka marah-marah bila anak mulai “berulah”

    kalo ngeliat orang yang susah banget punya anak sampai harus mengeluarkan milyaran rupiah untuk mendapatkan anak, tapi saya Alhamdulillah tidak harus seperti itu

  6. Anak sebagai cobaan. Ya Allah… Sekarang aku merasa mengalami ini. Sekolah di rumah, dan anaknya pada gak peduli sama sekolahnya, bikin aku down banget. Terima kasih sudah diingatkan. Menyadari bahwa anak adalah cobaan, maka aku harus menyikapi dengan sabar dan ikhlas.

  7. Masya Alloh kece sekali blognya Mb ^^ Amanah memang suatu hal yang menggembirakan namun sekaligus ujian bagi semua hamba Alloh y Mb. Semoga saya dan para Orang Tua di dunia sll dikuatkan berpegang teguh dalam Iman Islam dalam mengasuh amanah Alloh. Aamiin. Terima kasih ulasannya Mb ^^

  8. Betul sekali anak adalah amanah dari Tuhan dan bukan milik kita. Sebagai manusia yang dititipkan dan akan dimintai pertanggungjawaban kelak, tentu mengasuh anak haruslah seoptimal mungkin.

  9. Kehadiran anak dalam rumah tangga tentu sangat dinantikan ya Mbak. Setelah menikah saya dan suami memang nggaj langsung diamanahi buah hati, kami disuruh bersabar dulu , syukurnya nggak sampai bertahun-tahun menunggu. Well kehadiran anak selain merupakan anugerah memang juga menjadi ujian bagi kedua orang tuanya

  10. Kebanyakan pasangan menikah tanpa dibekali ilmu apa kewajiban orangtua, bagaimana cara mendidiknya dan lain-lain. Bagi yang belum menemukan jodoh ada baiknya persiapkan bekal itu dari sekarang. terima kasih mbak.

  11. Pingback: Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini - UmmiSyifa.com

  12. Pingback: Tips Pengasuhan Anak Penuh Kasih Sayang

Komentar ditutup.