Duka Dampak Karhutla

Hai … Bagaimana kondisi kabut di tempatmu berada?
Keindahan alam negeri  Indonesia sudah sangat tersohor hingga ujung dunia. Zamrud khatulistiwa, julukan yang sangat membanggakan. Alam nan hijau yang terbentang indah menandakan kemakmuran penduduknya dan laut membiru menyelimuti negeri ini menjadi sebuah panorama yang amat memukau.
 
Namun, panorama yang terlihat indah itu, saat ini tertutup oleh kabut asap yang menutupi alam Indonesia wilayah Sumatera dan Kalimantan, bahkan sudah mulai merambah ke negara tetangga, Malaysia, Thailand juga Singapura. Berbagai media menyampaikan informasi mengenai duka akibat karhutla yang saat ini sedang terjadi. Entah kapan semua ini bermula dan dari mana terjadinya, sehingga saat ini penyebarannya sudah menjadi hal yang sangat memprihatinkan.
 

Asal Mula Kabut Asap

Karhutla (Foto : merdeka.com)
 
Kabut asap yang terjadi pada beberapa wilayah merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Perluasan lahan tanam dengan cara membakar (yang berarti dilakukan dengan sengaja), memberikan dampak buruk terhadap kondisi sekitar, sehingga api yang terus merambat dan meluas.  
 

Dampak Karhutla

Karhutla yang sudah menjalar pun menjadi sulit penanganannya. Kondisi udara yang panas, angin yang bertiup, sangat mempengaruhi kobaran api terus meluas. Titik api yang semakin hari terus bertambah, membuat kabut asap meninggi dan kualitas udara berkurang.
 
Terus meningkatnya kabut asap yang terjadi tentunya berpengaruh terhadap kualitas udara yang dihirup. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kondisi kesehatan warga, sehingga tindakan yang dilakukan, antara lain :
 
1. Menutup sementara sekolah-sekolah.
Anak-anak merupakan generasi bangsa. Pendidikan tentunya menjadi hal yang sangat penting untuk meraih cita-citanya kelak. Namun, dengan kondisi kabut asap yang terus menutupi, tindakan yang diambil untuk menjaga kondisi mereka adalah menutup sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah.
 
2. Penggunaan masker.
Kualitas udara dengan adanya kabut asap tentu sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Pasien ISPA yang ditangani rumah sakit juga klinik saat ini terus bertambah. Mulai dari anak-anak hingga manula. Sungguh memprihatinkan. Bahkan, kualitas udara di Riau sudah dinyatakan berbahaya. Lalu bagaimana dengan wilayah lain yang mendapatkan penyebaran kabut asap ini?
 
Wilayah lain yang ikut merasakan kabut asap adalah Kalimantan, Jambi, Palembang. Penanganan awal untuk mengatasi hal ini dengan penggunaan masker. Masker diberikan dan dikenakan mulai dari anak-anak.
 
3. Terus menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan kondisi udara saat ini, masyarakat pun diharapkan dapat terus menjaga kebersihan lingkungan dengan baik. Tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran air, dan sebagainya.
 

Penanganan Karhutla

Titik api (Foto : cyberthreat.id)
 
Usaha untuk menghentikan titik api terus dilakukan. Berbagai pihak mulai dari relawan,TNI, Polri, BPBD dan masyarakat terus saling bahu membahu untuk membantu kondisi ini. Ada pihak yang membantu memadamkan titik api, membagikan masker, dan sebagainya. Semua berharap duka ini akan segera berlalu. Namun, menghentikan titik api yang terus menyebar luas tidaklah mudah, sedangkan kabut asap semakin bertambah.  
 
Melalui akun instagram @humasprovsumsel juga menjelaskan bahwa pemerintah Sumatera Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengerahkan sejumlah helikopter bom air (water bombing) untuk pemadaman dan pencegahan meluasnya kebakaran hutan/lahan.
 

Langit Terlihat Biru Kembali

 
“ Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.”
(QS. An-Nahl : 18)

Duka Karhutla ini tidak hanya menimpa kita sesama insan, tetapi juga alam sekitar. Alam menangis dengan kondisinya yang semakin mengering. Binatang berlarian mencari selamat, pindah ke lingkungan yang aman, tetapi ada yang terbakar hidup-hidup. Bahkan burung yang berterbangan pun tak sanggup menghirup kabut asap yang tebal, menyesakkan dada.

 
Meningkatnya kabut asap Karhutla juga membuat alam berubah menjadi kemerahan seperti yang dialami saudara kita di Jambi, layaknya seperti di planet Mars, sehingga meskipun waktu sudah siang, suasana masih seperti sore menjelang malam.
Dampak kabut asap (Foto : riaunews.com)
 
Semua berdoa dan berharap, duka kabut asap ini bisa segera berlalu. Langit bisa terlihat biru kembali. Saudara kita yang terkena kabut asap dapat menikmati udara segar, melakukan aktivitas seperti sedia kala, juga anak-anak bisa aktif sekolah dan bermain. 
Manusia harus lebih memperhatikan alam sekitarnya. Tanpa alam dan isinya, kita tidak dapat hidup dengan selayaknya karena kita adalah makhluk sosial.
 
Setelah semua tindakan penanganan dilakukan, tetapi kondisi masih belum mengalami perubahan, kepada siapa kita akan berserah? Hanya kepada Sang Maha Penciptalah semuanya kita kembalikan. Kita mohon ampun bersama dan berharap hujan dapat segera diturunkan untuk semua wilayah Indonesia.  
 
Cintai alam seperti kita mencintai diri sendiri. Alam adalah nikmat yang Allah berikan untuk dijaga, dirawat dan difungsikan sebagaimana mestinya, bukan di rusak bahkan di hancurkan. Duka yang saat ini sedang melanda saudara kita, hendaknya dapat menjadi pembelajaran yang berharga, bahwa semua kenikmatan yang kita dapat harus benar-benar di pelihara sebaik mungkin, karena kesalahan yang kita perbuat bisa jadi membuat kesusahan bahkan merugikan orang lain. 
 
 
#prayforindonesia #kabutasapKarhutla

 

Share the article :

8 komentar untuk “Duka Dampak Karhutla”

  1. Keterlaluan banget sih jika karhutla ini diawali dengan sengaja.
    Nggak kebayang gimana rasanya hidup dalam asap, semetara saya punya anak kecil.
    Semoga lekas berlalu asapnya, dan semoga lahan terbakar itu dilarang tanamin sawit 🙂

  2. Pembukaan lahan baru umumnya masih dengan cara tradisional, yaitu membakar lahan dahulu, tapi efek yang ditimbulkan justru panjang. Alhamdulillah Allah sudah memberikan solusi terindahnya setelah menanti turunnya hujan sekian lama.

Komentar ditutup.